Sebagaimana kasus yang menjerat Lurah Ceger di Jakarta Timur, Fanda Fadly Lubis, beberapa waktu yang lalu. Akibatnya, ia harus rela ditahan Kejari Jakarta Timur atas dugaan korupsi ini muncul dari Laporan Pertanggungjawaban Kelurahan tahun 2012.
Menyikapi kasus yang menjerat anak buah Pemprof DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Basuki T Purnama atau biasa disapa Ahok menyambut positif. Menurutnya, adanya penangkapan tersebut , pejabat di DKI lainnya akan berpikir kembali jika hendak korupsi.
Ahok bahkan mengaku telah punya jurus untuk mencegah terjadinya kembali kasus korupsi. Salah satunya, laporan keuangan akan menggunakan sistem elektronik. “Tak perlu berdebat, masuk ke e-budgeting saja. Agar enggak bisa kalau kita coret di kertas, siapa yang jamin di depan dihilangkan?” ujarnya, sebagaimana dilansir dari http://ahok.org, Jumat (18/10/2013).
Masih dari situs tersebut, Ahok mengklaim dengan ada sistem tersebut maka akan lebih transparan dan akuntabel. Termasuk jika ada yang mencoba memalsukan data laporan, dengan mudah bisa diketahui. “Kalau pakai e-budgeting semua bisa kelihatan dan pakai password. Sehingga kelihatan siapa yang mengubah, dan itu rencananya tahun depan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ahok memperingakan agar jajaran Pemprov DKI dan perangkat lainnya agar tidak berpikir untuk korupsi. Jika ada yang masih nekat melakukannya, ia pun tak segan-segan meminta PPATK menelusuri transaksi perangkat dan jajaran Pemrpov DKI yang mencurigakan.
“Ya kita kan pemurah dan pemaaf, jadi kita kejar. Saya sudah bilang, kalau Anda mau korupsi lagi, saya mau bilang ke PPATK telusuri uang istri dan anak Anda,” tutup Ahok.
Red
