Berita Terbaru:
Home » » Stand Up If You Love Football !!!

Stand Up If You Love Football !!!

Written By angkringanwarta.com on Sunday, October 06, 2013 | 03:51

Oleh Reza Fajri*

Di tahun 1980an, terjadi dua tragedi sepakbola yang memakan banyak korban jiwa, yaitu Heysel dan Hillsborough. Dua tragedi yang kemudian merubah sepakbola secara drastis, terutama dari segi keamanan.

Sejak awal musim 1994-95, The Hillsborough Stadium Disaster Inquiry report atau yang biasa dikenal dengan The Taylor Report ―sebuah dokumen yang berisi laporan tragedi Hillsborough, memberikan rekomendasi kepada Football Association (FA) untuk segera meningkatkan aspek keamanan dalam stadion sepakbola. Salah satu aspek keamanan yang diutamakan dalam hal ini adalah penghapusan tribun berdiri, yang kemudian menjadi syarat bagi klub-klub di dua kasta teratas agar bisa berlaga di kompetisi.

Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak 1990, namun baru bisa dijalankan pada 1994. Penghapusan tribun berdiri ini menjadi bencana (baru) bagi para fans kelas pekerja yang kantongnya pas-pasan. Karena dengan diupgrade-nya stadion dengan kursi-kursi seperti di bioskop, tiket untuk masuk pun menjadi sangat mahal. Atmosfir meriah di dalam stadion yang dibangun oleh para kelas pekerja pun menjadi meredup, walau bukan berarti hilang sama sekali

Lalu apakah tribun berdiri di dalam stadion itu memang berbahaya ? Apa tidak bisa dibuat tribun berdiri yang aman dan terkendali ? jika anda penonton setia Bundesliga, tentu anda sudah sering melihat stadion-stadion mewah seperti Allianz Arena yang mempunyai area berdiri ―biasanya di belakang gawang. Tidak heran jika atmosfir Bundesliga selalu meriah dengan kehadiran fans-fans yang biasa menempati area berdiri tersebut. Kenapa bisa penuh dan meriah seperti itu ? ya salah satu alasannya adalah tiket masuk stadion yang murah meriah.

Tentunya tribun berdiri yang ada di Jerman saat ini berbeda dengan yang ada di stadion-stadion Inggris pada tahun 80an. Di Jerman, aspek keamanan tetap menjadi perhatian walaupun tribun tidak memiliki kursi. Sebagai contoh, di area berdiri stadion-stadion Jerman, baris-baris dibuat agak lebar agar tidak terlalu sesak. Juga terdapat pegangan besi pada setiap baris tersebut. Pegangan tersebut bisa dikunci berdiri tegak sehingga penonton di setiap baris bisa tertahan agar tidak luber ke depan.

Beberapa waktu yang lalu, Celtic ―klub sepakbola asal Glasgow, Skotlandia, mengumumkan bahwa meraka akan mencoba membuat area berdiri di stadion Parkhead atau Celtic Park. Rencana ini adalah buah dari usul yang disampaikan oleh para suporter Celtic sendiri. Jika anda amati, penonton di Parkhead memang lebih banyak berdiri ketimbang duduk, terutama di area para fans-fans garis kerasnya.

Tidak hanya Celtic, beberapa klub di Premier League seperti Aston Villa, Cardiff, Sunderland, Crystal Palace, Swansea dan Hull menyatakan dukungannya kepada Football Supporters’ Federation (FSF) yang tengah mengkampanyekan pembuatan area berdiri yang aman.

Namun rupanya segala rencana ini belum mendapatkan dukungan dari otoritas sepakbola Inggris. Bahkan tidak ada upaya dari FA dan pihak berwenang lainnya untuk mendiskusikan rencana ini. Jika di negara semaju Jerman saja tribun berdiri yang aman bisa diterapkan, kenapa di negeri (yang katanya) asal sepakbola yaitu Inggris tidak bisa. Apakah Inggris sudah kehilangan gairahnya untuk memeriahkan sepakbola seperti sebuah permainan rakyat ? bukankah dalam setiap pertandingan, suporter-suporter di Inggris sering meneriakan chant yang berbunyi: “stand up if you love (nama klub)” ?

Oleh Reza Fajri*

Twitter: @rezafajri



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta