Gencarnya kampanye anti rokok oleh rezim kesehatan semakin terlihat di Indonesia. Tanda peringatan pada iklan rokok dibuat menyeramkan dengan menggunakan kata “Rokok Membunuhmu”. Namun, Darwin Nugraha mencoba melawan paradigma dan kampanye tersebut melalui film dokumenternya yang bertema “Mereka yang Melampaui Waktu”.Dalam filmnya, Darwin menampilkan potret orang tua yang masih sehat, segar, dan masih giat bekerja meski mereka mengkonsumsi rokok. Mereka, bahkan masih bisa mencangkul, membajak sawah, memanen tembakau dan kegiatan produktif lainnya.
“Ini oleh-oleh dari saya. Saya ingin mengatakan bahwa ada loh yang berbeda bahkan cenderung melawan kampanye besar yang arusnya deras. Ada loh orang-orang merokok dan sehat sampai tua,” kata Darwin saat diskusi di Kampus UIN Jakarta, Jumat (10/1).
Dalam film berdurasi 20 menit ini, Darwin selaku sutradara ingin menyampaikan bahwa, umur panjang, sehat, bahagia itu tidak hanya berdimensi sosial, kultural, dan melainkan juga politis. Selain itu, Darwin juga mengaku, film ini berangkat dari kegelisahannya: kenapa hanya merokok yang dikampanyekan untuk dilawan secara besar-besaran.
“Kenapa pestisida malah dianjurkan? Kenapa minuman energi tidak dilarang juga? Kenapa kampanye anti minuman keras tidak semassif anti-rokok? Kenapa penggunaan pestisida malah dianjurkan?” lanjutnya.
Sementara itu, Bisri Effendy, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menungkapka
“Film ini secara eksplisit melawan kampanye anti-rokok. Sangat menarik, karena empirik, memaparkan pengalaman nyata. Dalam konteks ini, buku dan film ini sangat menarik karena memperlihatkan dengan
gamblang bagaimana para perokok itu tetap gagah dan produktif sampai lanjut usia,” tegasnya.
Bagi Bisri, permasalahan ini sangat menarik karena para ulama sampai memerlukan ikut berdebat dengan keras dan intens tentang hukum merokok. “Apakah kampanye itu bagian dari kampanye kapitalisme global? Bagaimana ranah agama juga bisa dimasuki propaganda itu?” tukasnya.
n, Film "Mereka yang melampaui Waktu" menarik jika dibaca untuk memahami kearifan lokal tentang merokok dan konsep panjang umur serta mencoba memahami ada apa di balik kampanye anti-rokok.
Untuk itu, ia menyarankan agar film ini perlu mendapat apresiasi sebagai salah satu satu bentuk resistensi terhadap kampanye anti-rokok.
Adit
.jpg)
