Berita Terbaru:
Home » » Pengamat Jawab Kritikan Ruhut Soal Banjir di Jakarta

Pengamat Jawab Kritikan Ruhut Soal Banjir di Jakarta

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, January 15, 2014 | 16:39

Masuk 2014 menjadi tahun politik. Sebab itu, tak perlu heran jika banjir yang melanda kawasan Jakarta seakan menjadi moment berharga bagi para politikus menjatuhkan populeritas Jokowi dengan mengkritiknya secara membabi buta.

Salah satunya, Juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Ia  menganggap banjir yang melanda Jakarta beberapa pekan terakhir akibat Jokowi tak mampu mengemban tugasnya. Bahkan, kata dia, Jakarta semakin semrawut. Banjir terjadi di mana-mana. Kemacetan semakin parah. "Sekarang saja sudah amburadul, banjir dan macet makin gila," ujarnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan Jokowi datang ke kampung-kampung, melakukan sidak ke kantor kelurahan dan kecamatan untuk meninjau langsung para lurah dan camat bekerja hanya pencitraan semata. "Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," tegasnya.

Seharusnya, lanjutnya, Jokowi bersama dengan wakilnya wakilnya Basuki T Purnama lebih memutar otak. "Tidak cukup blusukan, datang temui rakyat yang susah. Kerja di belakang meja, buat strategi," kata anggota DPR itu.

Ia pun menyindir bahwa ketidakmampuan Jokowi urus Jakarta adalah cermin kepemimpinan dia. "Urus Jakarta saja tidak mampu, bagaimana kalau Indonesia," katanya.

Namun sayang, kritikan Ruhut di sejumlah media tak membuat dukungan terhadap Jokowi luntur, bahkan sejumlah masyarakat menilai apa yang dikatakan Ruhut merupakan manuver panik melihat elektabitas Demokrat yang kian anjlok.

Dukungan terhadap Jokowi juga turut dilontarkan para pengamat politik. Misalnya, Ari Dwipayana menyatakan, Menurutnya, tak pantas jika banjir yang menerjang Jakarta disalahkan pada kinerja Jokowi-Ahok yang sebenarnya sudah bekerja menyusun langkah perbaikan di Jakarta.

Pengamat dari Universitas Gajah Mada (UGM) ini menilai, kritik para politikus tak ubahnya seperti penonton yang terus-menerus memperkeruh suasana. "Politikus mengail di air keruh dari banjir, dengan membuat keributan di kala rakyat bekerjasama menangani banjir," tegas Ari.

Dukungan terhadap Jokowi  juga disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi, Ruhut  mengkritik Jokowi lebih karena dendam politik. Soalnya, apa yang disampaikan Ruhut tanpa melihat data dan fakta.   "Harusnya politisi yang cerdas sebelum melontarkan pendapat di depan publik harus berpijak pada data dan fakta di lapangan. Bukan karena faktor ketidaksukaan apalagi karena dendam politik," ujar Ari.

Ari kemudian merujuk pada data yang diungkapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, bahwa jumlah titik banjir di Jakarta saat ini ada 35. Jumlah ini menurun dibanding pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke, di mana titik banjir di zaman Foke awalnya 78, terus ada Banjir Kanal Timur turun jadi 62. Zaman Jokowi turun lagi jadi 45 dan sekarang sudah 35 titik.

"Data BPBD menujukkan titik-titik banjir di era Jokowi berkurang, kenapa juga Jokowi yang disalahkan? Masyarakat yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung saja sudah makin menyadari kalau banjir yang rutin datang adalah musibah yang bersama," imbuhnya.

@Si_Awe dari berbagai sumber






Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta