Oleh Dede Supriyatna
Tatkala mendengar kata dicari, apa yang terlintas dibenak kita? Mungkin saja jawabannya adalah apa yang sedang dicari, atau siapa yang mencari? Dan memang kata dicari dengan mencari akan berakaitan, semisal saja dikasih contoh si A keder karena kehilangan barang, maka ia mencari barang tersebut, atau si A, merupakan seorang polisi yang sedang mencari buronan, atau si A adalah seorang ibu sedang mencari anaknya yang telah lama hilang. Dan mungkin yang terakhir adalah si A sedang kelimpungan mencari lowongan pekerjaan.
Jadi, untuk kata tentang ‘dicari’, bisa jadi berkaitan dengan barang yang hilang, kejahatan, kasih sayang, dan yang terakhir adalah kebutuhan. Dari beberapa hal-hal yang berkaitan dengan kata ‘dicari’ secara iseng-iseng digabungkan akan membentuk sebuah kalimat, yakni “Karena kebutuhan untuk melakukan pencarian kepada anaknya yang telah lama hilang, maka seorang ibu melakukan kejahatan dengan cara menghilangkan barang milik orang lain.”
Jika,kerangka dicari untuk dijadikan sepenggal kalimat, lalu seandainya kalimat tersebut ditambah dengan kalimat berikutnya, semisal “Oleh sebab itu, pemilik barang yang merasakan kehilangan melaporkan kepada petugas yang berwajib.” Dan kita tambah lagi, kalimatnya “Setelah beberapa lama, akhirnya polisi berhasil menetapkan tersangka, dan polisi sibuk mencari keberadaan tersangka tersebut.
Lalu kalimat kembali ditambah, dan ditambah lagi hingga menumpuk-numpuk menjadi paragraf, lalu berkembang menjadi beberapa paragraf, dan akhirnya satu lembar. Dan sepertinya begitu mudah menumpukan kata ‘dicari’ tanpa disadari. Maka tak mengherankan jika ada pepetah yang mengatakan, Maka tak mengheran jika pepatah yang mengatakan, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Dan Itu, untuk kata ‘dicari’, lalu bagaimana dengan kata ‘hutang’. Mengenai kata ‘hutang’ sendiri, tak perlu ditambah kalimatnya. Sebab tanpa ditambah hutangnya telah bertambah dengan sendirinya, lalu belum sempat membayar hutang yang lama, telah hutang kembali, lalu menambah hutangnya lagi. Maka secara tiba-tiba kata ‘hutang’ telah membengkak menjadi gunung.
Setelah menjadi gunung, lalu ditambah lagi gunung, dan ditambah lagi dengan gunung. Apa yang terjadi, dan dapatkah dibanyangkan besarnya gunung tersebut? Dan tak hanya kata ‘dicari’ dan kata ‘hutang’ yang menunjukan banyak kalimat dan besarnya tumpukan. Kata ‘potok’ juga telah mempengaruhi luas, luas itu terjadi bukan ditambah melainkan hanya sekedar digeser. Sebagaimana yang sedang ramai saat ini.
Dan mari beristirahat dari kata ‘dicari’ untuk masuk pada kata ‘hutang’, dan kata ‘patok’ kenapa kata hutang menjadi begitu menumpuk dan kata patok bisa menjadi luas? Lalu masukan kembali kata ‘dicari’, maka akan menjadi orang-orang pusing mencari siapa yang bertanggungjawab perihal kata ‘hutang’ dan kata ‘patok’.
+ komentar + 1 komentar
kreatif, namun terdapat kata-kata yang membingungkan. salam kenal