Berita Terbaru:
Home » » Mempertanyakan Pertunjukan?

Mempertanyakan Pertunjukan?

Written By angkringanwarta.com on Tuesday, January 31, 2012 | 17:42

Oleh Dede supriyatna*

Tentunya setiap orang baik orang besar maupun kecil memiliki kisahnya masing-masing. Cuma untuk persoalannya, apakah kisah akan dibawa oleh sang pembawa pesan untuk diketahui banyak orang bahkan sampai diekspos atau hanya dirinya yang mengetahui.

Dari sang pembawa pesan ini, yang pada akhirnya akan menyajikan cerita-cerita yang tersaji dengan beragam pilihan. Sedangkan terlampau banyak pilihan, membuat kita bebas untuk menentukan pilihan-pilihan sajian yang hendak kita nikmati, apakah kita akan menikmati sebuah sajian orang bagaimana orang itu menjadi besar akibat kerja kerasnya, atau kesediahan orang kecil yang menimbulkan perasaan iba dan berimbas pada kepeduliaan.

Atau kita akan memilih kisah lain, yakni sebuah kisah tentang orang besar yang menjadi orang kecil, hal tersebut diakibatkan oleh keinginan hati, untuk berbela rasa, bukan karena pamor. Mungkin khusus untuk orang seperti itu, sudah jarang didapati.

Mengenai orang besar atau orang kecil dan keduanya diubah dalam bentuk tulisan, seminar, film, diskusi, teater, atau hal-hal yang lainnya. Darinya tentu dibutuhkan sebuah penonton, atau pembaca, atau sekadar penikmat. Yang jelas sebuah bentuk membutuhkan sebuah pihak lain untuk membaca atau juga menonton. Atau akan lebih enaknya disebut saja penonton.

Perihal penonton terdapat seorang yang begitu marah kala menonton pertunjukan, ia begitu sangat marah hingga mengkritiknya. Orang yang begitu marah itu, tak lain Liyof Nikolayevich atau nama yang lebih terkenal, yakni Leo Tostoy.

Apa yang membuatnya marah tak lain, sebagaimana ia mengumpamakan orang-orang datang secara berbondong-bondong untuk menyaksikan "lakon" yang dipentaskan di atas panggung sandiwara, pada malam-malam musim dingin. Mereka dibuat terharu dan tertawa, menangis dari tempat duduk mereka yang empuk di balkon. Mereka meneteskan air mata melihat penderitaan petani miskin yang dimainkan dalam panggung itu.

Namun, kala mereka ke luar pertunjukan perasaan haru telah lenyap seketika, di luar sana telah terdapat orang-orang yang kedinginan, orang-orang yang benar-benar merasakan penderitaan dan mereka begitu cuek melihat itu semua. hal inilah yang membuat Tostoy begitu marah.

Perihal sekilas tentang Tostoy, ia adalah orang besar semanjak lahir, ia dilahirkan di Yasnaya, Tula, Rusia tanggal 28 Agustus 1828 dan untuk lebih lengkapnya silahkan cari di google. Sebelum ia benar-benar turun pada kaum tani, awal mula kehidupannya, ia sering hadir pada sebuah pertunjukan-pertunjukan soiree, konser, mengunjungi teater, atau keseniaan lainya sebagai simbol kemewahan. Dan pada pertunjukan itu pula, ia bisa dikatakan begitu marah.

Benarkah demikian adanya, atau bahkan kita akan melihat kesedihan mereka di meja makan, sabagaimana kutipan lirik lagu Iwan Fals pada judul Ethiopia "Obrolan kita di meja makan, tentang mereka yang kelaparan" atau hal-hal yang lain.

khusus pada jawaban tersebut, saya lebih memilih entalah, mungkin jawaban tersebut sebagai alibi atau bentuk dari ketakutan untuk sebuah pengakuan. Tapi, memang belum lama ini, saya menghadiri beberapa acara yang bertemakan budaya, sambil menyantap makanan yang jarang saya temui sebelumnya.

Dan selepas acara kembali dengan rutinitas saya, dan sangat mungkin apa yang diharapkan dari pesan tersaji jauh dari harapan, bahkan saya pun telah melupakan apa yang telah menjadi tema dalam sebuah pertunjukan. Lalu akankah Tostoy akan berkomentar serupa, seandainya ia masih ada?

Lantas benarkah sebuah pertunjukan bertujuan memunculkan nilai-nilai yang terkandung dengan berharap akan membawa nilai tersebut dalam diri setiap orang yang menyakiskan dan menjadikan dia orang yang mengikuti jejak orang-orang besar, atau kita akan menjadi seperti Leo Tostoy, orang yang merelakan diri kehilangan kemewahan untuk benar-benar terjun ke petani. atau hanya sebatas hiburan belaka, atau hanya akan membuat bertanya untuk apa adanya pertunjukan tersebut, atau hanya pemanfaat dari kesedihan hingga pertunjukan tersebut akan laku dijual. Tentunya dari atau-atau pilihan tersebut, pada akhirnya kembali kepada individu-individunya.

*Tulisan ini adalah salah satu catatan yang sempat hilang, dan berhasil ditemukan di selipan buku. Pada tulisan ini, dibuat selepas menyaksikan acara pertunjukan

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta