Berita Terbaru:
Home » » "Semalam Bersama Gus Dur"

"Semalam Bersama Gus Dur"

Written By angkringanwarta.com on Monday, January 09, 2012 | 11:16

Kira-kira adakah yang tak mengenal Abdurrahman Wahid atau Gus Dur? Sosok terkenal dengan tutur kalimat ‘Gitu aja kok repot’ yang menjadi selingan dibalik segenap pemikiran untuk mewujudkan cita-citanya. Dan munkin hingga kini ungkapannya “Gitu aja kok repot “ tak lekang ditelan waktu.

Sebab pada akhir Desember 2009 kita tak lagi mendengar guyonan hasnya, Gus Dur yang secara fisik telah meninggalkan kita semua. Tapi, bukan selingan ungkapan “Gitu aja repot” diantara keterampilannya dalam menjaga kesatuan dan kekuatan karakter bangsa menjadi sumber pencerahan dan inspirasi banyak orang. Hampir seluruh hidupnya, Gus Dur habiskan untuk memperjuangkan kebenaran sejati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hal itu, ia lakukan untuk ditujukan agar kehidupan rakyat menjadi sejahtera, tidak hidup susah, dan tidak dibohongi oleh Negara. Kebenaran sejati beliau ini dibangun berlandaskan pengetahuan yang mendalam tentang hakekat manusia, harkat kebangsaan, kesadaran akan pluralitas, dan apresiasi kreatif terhadap kebudayaan.

Sebagaimana pandangan beberapa orang mengenai Gus Dur

- Gus Dur dan Gerakan Kultural
Dimata Alissa Wahid (anak Gus Dur), gerakan kultural yang sekarang digerakkan kaum muda perlu diperhitungkan. Komunitas gusdurian cukup efektif mengembangkan visi dan gagasan perjuangan Gus Dur sebagai gerakan kultural di masyarakat.


- Tantangan Kebudayaan Bangsa Pasca Gus Dur
Dimata Adhi Massardi, dengan gaya nyeleneh, Gus Dur menciptakan Polemik di masyarakat. Barangkali itulah gaya Gus Dur menyegarkan pemahaman masyarakat pada persoalan politik dan kebudayaan. Bagi Gus Dur, kebudayaan merupakan akar dalam segala kegiatan di masyarakat, tak terkecuali urusan agama. Gusdur memisahkan agama urusan budaya, agama dengan Negara, dan korupsi menjadi bagian terpenting dari tema budaya dan agama.


- Gus Dur dan Musik
Di mata Ahmad Dhani (musisi), music bukan sekedar hiburan. Music bisa menjadi apa saja, dan tiada revolusi tanpa music. Bila music diartikan revolusi sebagai perubahan, maka Gus Dur punya selera music yang unik dan keren. Jika berkunjung ke pojok Gus Dur (dulu ruang kerja Gus Dur di PBNU) kaset CD dan DVD mulai dari simfoni timur, dan barat, music daerah dan rock berserakan di sana.


- Gus Dur dan Orientasi Budaya Kontemporer
Di mata Radhar Panca Dahana (seniman), Gus Dur sebagai santri nyentrik, Gus Dur pernah menjabat ketua Dewan Kesenian Jakarta pada era 80-an dan selama itu pula gerak kebudayaan berakar pada kritik terhadap ideologi pembangunan.

Kini genap sudah 2 tahun kepergiannya, bangsa Indonesia masih mengalami persoalan kebudayaan yang sangat serius khususnya terjangkit budaya korupsi dan konflik horizontal dengan beragam motif. Dan mereka tak sekadar memberikan pandangannya terhadap Gus Dur, mereka juga akan memberikan orasi kebudayaan perihal Gus Dur di malam bersama Gus Dur, pada tema “Semalam Bersama Gus Dur “

Sebuah tema yang diharapakan memberikan roh perjuangan Gus Dur pada generasi yang ditinggalkanya, sebuah tema memberikan semangat untuk terus menciptakan perdamaian ditengah-tengah konflik tak kunjung padam, sebuah tema yang dapat mempertemukan para generasi bangsa dan menguatkan komunitas kampus dan masyarakat, dan tentunya kita diharapkan “Semalam Bersama Gus Dur” menjadi malam panjang sambil merefleksikan perjalanan kebudayaan kita.

“Semalam Bersama Gus Dur” dengan dihadiri Alissa Wahid, Mohammad Sobary, Adhi Massardi, Ahmad Dhani, Permadi dan Radhar Panca Dahana , dan tak ketinggalan Ki Enthus Susmono dengan pagelaran Wayang, semuanya akan menyampaikan orasi pada hari Jum’at, 13 Januari 2012 pukul 19.30 – 23.00 WIB. Bertempat di Lapangan Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dan tentunya tak hanya mereka yang datang, diharapkan juga kehadiran semua Mahasiswa, Komunitas, dan tentunya juga Masrakat dari seluruh penjuru, dari segala macam golongan, sebab Gus Dur adalah anak bangsa dan milik kita semua, dan semoga para wartawan tak ketinggalan untuk hadir, baik wartawan kampus atau nasional untuk hadir dan mewartakan apa yang menjadi pesan dari perjuangan Gus Dur.

Acara “Semalam Bersama Gus Dur” akan diawali Tahlil dan Doa yang akan dipimpin KH. Mustofa Yakup sebagai Iman Besar Masjid Agung Istiqlal. Lalu berlanjut pada sambutan Rektor UIN Jakarta, Prof.Dr. Komarudin Hidayat.


Share this post :

+ komentar + 1 komentar

January 18, 2012 at 9:30 AM

waaaaaah... :D saya datang lhoo.. :P
*infogakpenting heheheee

Post a Comment

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta