Pada hari Minggu, (29/1), tepat pukul 17.00 WIB – kami meluncur ke Balai Sudirman dengan mengendarai sepeda motor, guna memenuhi undangan dari RMOL (Rakyat Merdeka On Line). Dalam undangan tersebut berisikan acara dengan tema Malam Budaya “Papua Kita”. Sepanjang penelusuri jalan TB. Simatupang lalu menyusuri jalanan di daerah Pasar Minggu menuju arah Tebet dan akhirnya sampai di tujuan Balai Sudirman, kami sudah disambut dengan kemacetan.
Sesampainya, kami masuk ke pelantaran Balai Sudirman yang penuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat, untuk roda empat termasuk kendaraan mewah. Sambutan selanjutnya kala memasuki sebuah ruangan mewah, dan telah tersedia beberapa hidangan yang jarang dijumpai sebelumnya. Selain makanan khas Pupua, yakni Umbi-umbian yang dicampur sayur kuah kuning ikan Salmon dan ditambah pula sagu atau orang Papua akan menyebutnya Papeda.
Tersajinya hidangan, langsung membuat para tamu undangan langsung menyatap makanan yang tersedia, ada juga makanan khas Papua. Antara para tamu undangan hadir juga dari partai Demokrat sedang menjabat di pemerintahan, seperti Andi Malarangeng selaku Menteri Pemuda dan Olahraga, Ramadhan Pohan selaku Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, dan masih banyak lagi.
Tak ketinggalan dari kalangan selebriti, Ki Joko Bodo. Kehadiran mereka yang membuat buruan para wartawan. Para wartawan yang sebelumnya asik meyatap makan sambil menyaksikan seorang dengan penampilan khas Papua yang sedang memahat kayu Mahoni untuk dijadikan patung.
Pukul 20.00 WIB acara dimulai, acara di awali dengan lagu "Tanah Airku" yang dinyanyikan Edo Kondologit, penyanyi berasal dari tanah Cendrawasih. Lalu acara berlanjut pada sambutan-sambutan dari orang yang berpengaruh di RMOL.
Runtutuan acara terus berlangsung, dan pada akhirnya kami putuskan untuk Ciputat. Pada perjalanan kali ini, kami memilih rute yang berbeda, kami menenlusuri jalan Casablangka yang masih juga macet akibat pembangunan jalan layang.
Perjalanan malam yang masih juga menunjukan ramainya kota Jakarta, terlihat beberapa orang yang masih melakukan aktivitasnya, dan entah kenapa tiba-tiba kami telah berada di Glodok, dan sepanjang perjalanan dari Glodok sampai Harmoni terlihat orang-orang dengan penampilan minim, dengan mekup tebal berdiri di halaman-halam toko, mereka berdiri sambil menenteng tas, waktu telah menunjukan pukul 12.00 WIB.
Sepada motor terus melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan tepat di salah satu Indomaret terletak jalan Radio Dalam, kami sejenak singgah, dan di sana telah terdapat sekumpulan anak kecil yang sedang duduk di pelataran indomart. Mereka sedang asik menikmati satu bungkus sukro sambil mengobrol.
Mereka mengaku sedang beristirahat setelah berjalan sepanjang jalan Radio Dalam untuk mencari botol mineral sisa orang yang meminum. Mereka berjumlah empat orang, di antara termuda berumuran 9 tahun dan yang tertua 13 tahun.
Salah satu antara mereka Rian Maulana yang hanya bersekolah hingga kelas 3 Sekolah Dasar (SD) menyinggung persoalan lapar, nanti saja kalau pulang ke rumah makannya, ujarnya. Akhirya tanpa sadar kami waktu telah menunjukan pukul 02.00 WIB, dan mereka kembali dengna kerjaan sebelum mereka pulang pada pagi hari.
Apa yang mereka lakukan hampir setiap hari, dan terkadang pada siang hari mereka harus mencari botol-botol meneral untuk menutupi perekonomian keluarga mereka. Dengan apa yang mereka rasakan terlintas hidangan yang tersaji di RMOL. (Wafi)
Dua Tempat, Dua Dunia yang Berbeda
Written By angkringanwarta.com on Wednesday, February 01, 2012 | 17:17
Label:
Catatan