Jibal Windiaz saat memberikan pemaparan soal makna aktivis |
Sejarah Indonesia tak bisa dilepaskan dari peranan pemuda.
Pemuda turut menyumbangkan pemikiran, waktu, tenaga guna terbentuknya negara
Indonesia. Peran pemuda dalam sejarah pada akhirnya terkesan diwakili
mahasiswa, dengan sejarahnya.
Dan pada akhirnya, mahasiswa dilabeli sebagai agen
perubahan, sebagai penggerak dalam perubahan. Namun, sayangnya para penggerak
perubahan (aktivis) hanya akan membentuk kelas baru dalam struktur sosial dan
hanya akan menghadirkan ketimpangan sosial.
Hal itu disampaikan Jibal Windiaz, dalam acara diskusi “Melihat Masa Lalu dan
Mamaknai Hakikat dari Aktivis” yang diselenggarakan Angkringanwarta, di
Cafelosophy, Ciputat, Rabu (31/10).
“Kehadiran aktivis hanya akan dimanfaatkan untuk memerankan
sandirwara yang sengaja dibuat Negara,” imbuhnya.
Pasalnya, kata koordinator Komunitas Kretek Jakarta, aktivis itu sendiri
hanya sebuah bentukan dari kurikulum kepentingan investor kebudayaan.
Untuk itu, tambah Jibal, yang diperlukan ialah sebuah
strategi kebudayaan itu sendiri, sebab Indonesia sendiri tidak mempunyai
kebudayaan.
(Jong)