Oleh Reza Fajri
“BOOOOO…..” seru para fans West Ham ketika Lampard sedang memegang dan menggiring bola. Namun seakan tidak peduli dengan makian dan lemparan koin dari suporter West Ham, Lampard terus menekan pertahanan West Ham dan akhirnya mencetak gol yang ke-200-nya sepanjang berseragam Chelsea.
Torehan gol yang ke-200 pada minggu lalu semakin mempertegas bahwa Lampard memang adalah legenda Chelsea. Angka 200 bukanlah angka yang main-main, mengingat Lampard adalah seorang gelandang. Lampard adalah salah satu dari 7 pemain, dan satu-satunya gelandang, yang pernah mencetak lebih dari 150 gol di Premier League. Ia juga hanya butuh 2 gol lagi untuk menyamai rekor Bobby Tambling, pencetak gol sepanjang masa Chelsea, yang memperkuat The Blues di era 60an. Mungkin juga suatu saat nanti Frankie (panggilan sayangnya) akan dibuatkan patungnya di luar Stamford Bridge, sama seperti pendahulunya, Peter Osgood.
Lampard memang tidak mengawali karirnya dari Chelsea. Karir profesionalnya dimulai dari West Ham pada 1995, mengikuti jejak ayahnya, Frank Lampard, Sr. yang pernah memperkuat West Ham pada era 70an dan juga membawa West Ham juara Piala FA tahun 1975 dan 1980. Uniknya sang paman, Harry Redknapp, adalah manajer West Ham ketika Lampard bermain, dan ayahnya sendiri adalah asisten pelatihnya.
Sempat dipinjamkan ke Swansea City pada Oktober 1995, Lampard kembali ke West Ham pada 1996. Namun dia lebih banyak menghabiskan musim itu bersama tim cadangan. Baru kemudian di musim 1998-99, Lampard membawa timnya meraih posisi ke-5 Liga Primer Inggris, posisi tertinggi West Ham selama di EPL. Di musim 1999-2000, Lampard adalah pencetak gol terbanyak ketiga dengan 14 gol.
Pada pertengahan 2001, Lampard bergabung dengan Chelsea dengan nilai kontrak 11 juta poundsterling. Sebuah keputusan yang gemilang, mengingat Chelsea lebih menjanjikan karir yang bagus ketimbang West Ham. Kala itu Chelsea adalah salah satu tim pengganggu dominasi MU dan Arsenal. Dan setahun sebelum Lampard masuk, Chelsea berhasil mengalahkan Aston Villa di final Piala FA lewat gol tunggal Roberto Di Matteo.
Tidak sia-sia Lampard bergabung dengan The Blues. Lampard menjadi pemain kunci yang sangat berperan ketika Chelsea meraih gelar Premier League musim 2004-05 dan 2005-06. Keberhasilannya itu membuat ia mendapat runner-up Ballon d’Or pada 2005, hanya kalah dari Ronaldinho.
Berbagai gelar sudah diraih Lampard bersama Chelsea, seperti meraih 4 gelar Piala FA dari tahun 2007 sampai 2012. Musim terbaik Lampard menurut saya adalah ketika 2009-10. Saat itu Lampard mencetak 22 gol dan 17 assist, serta membawa timnya menjuarai EPL dan Piala FA, alias double winners.
Lampard juga terbukti bisa menjadi kapten yang baik menggantikan John Terry. Di saat Terry cedera, Frankie mampu menjadi jendral yang tangguh dalam memimpin para anak buahnya. Prestasi tertinggi Chelsea, yaitu juara Liga Champions musim 2012, justru adalah ketika Lampard yang menjadi kapten.
Jika saya menulis berbagai jasa Lampard di Chelsea dan juga penghargaan-penghargaan individualnya, maka tulisan ini akan bisa memakan lebih dari 5 halaman. Yang pasti Frank James Lampard adalah nama yang akan selalu diingat oleh para fans Chelsea. Anda bisa dibilang sebagai legenda Chelsea jika nama anda ditulis dalam banner-banner yang dipasang di Stamford Bridge, dan tulisan “SUPER FRANKIE LAMPARD” bisa kita lihat menghiasi sudut-sudut tribun Stamford Bridge.
Twitter: @rezafajri