Berita Terbaru:
Home » » Pelajaran Pemimpin

Pelajaran Pemimpin

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, October 26, 2011 | 02:12

Oleh Rizqi Jong Java

Tahun 2011 menjadi momentum bersejarah khususnya bagi rakyat timur tengah. Diawali dari 14 Januari 2011, Zine El Abidine Ben Ali, presiden Tunisia yang sudah berkuasa kurang lebih 23 tahun menjadi awal timbulnya revolusi timur tengah. Memasuki akhir kepemimpinannya angka kemiskinan dan pengangguran di negaranya sangat tinggi bahkan negara tersebut dilanda krisis pangan yang luar biasa, atas kediktatorannya dalam memimpin negara Tunisia, rakyatpun bergejolak dan menimbulkan aksi besar-besaran dengan bertujuan menurunkan presidennya. Sampai akhirnya, ia pun lengser dari bangku kepresidenan di tangan rakyatnya sendiri. 

Di bulan yang sama, presiden Mesir, Husni Mubarak menjadi coretan hitam bagi kepemimpinannya. Presiden yang sudah memimpin 30 tahun hampir sama nasibnya dengan presiden Tunisia yaitu dilengserkan oleh rakyatnya sendiri. Pemerintahan Mubarak diwarnai begitu banyak skandal dan penyiksaan yang berimplikasi pada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), seperti penculikan aktivis yang menyuarakan pola pemerintahannya, merekapun mengalami penyiksaan serta penahanan tanpa proses peradilan yang jelas. 

Atas apa yang ia lakukan, memicukan kemarahan antar warga, bukan hanya itu saja, suburnya korupsi membuat tingkat kesejahtaraan rakyat yang berada di luar lingkar kekuasaan sangat rendah, sehingga angka pengangguran dan kemiskinan sangat tinggi. Hal tersebut memunculkan ketidapuasan rakyat mesir atas kepemimpinannya.  
Mesikipun terdapat sebagaian warga yang masih mendukung. keributan antar pro kepemirintahan dan kontra menimbulkan konflik, dan pada akhirnya, Ia pun mengundurkan diri dari jabatan presiden .

Hal serupa juga terjadi dalam kehidupan Khadafi yang ditentang oleh rakyatnya sendiri, dan di masa akhirnya, ia berakhir dengan kisah tragis. Seorang pemimpin Libya, dengan kemimpinan 4 dekade. Treagedi itulah menjadi pembuka jalan bagi rakyat libya untuk menentukan masa depan yang lebih baik dan lebih merdeka.

Khadafi kini sudah tewas dengan tragis, Ben Ali dan Husni Mubarak kini tidak lagi duduk menjabat sebagai presiden. Akankan masih ada presiden-presiden yang lain yang nasibnya sama seperti ketiga presiden tersebut.   

Dari situlah mestinya menjadi pelajaran bagi siapapun bahwa yang berkuasa itu tidaklah abadi, jangan mentang-mentang menjadi presiden lalu seenaknya mengeruk harta rakyat, berlaku otoriter dan membasmi siapapun yang menentang kepemimpinannya. Seharusnya, seorang pemimpin mendengar suara hati rakyat, berlaku amanah demi menyejahterakan rakyat, bukan sebaliknya menyalahgunakan kekuasaan. Dan ini berlaku universal, baik untuk raja maupun pemimpin-pemimpin yang dipilih dengan cara demokratis, sebab, yang dipilih oleh rakyatpun bisa lupa akan rakyatnya.

Pola kepemimpinan yang otoriter, korup, nepotisme dan tidak mau mendengarkan aspirasi rakyatnya merupakan pola kepemimpinan yang rawan mengundang kemarahan rakyat. Selama pola kepemimpinan seperti ini masih terus ada, sejarah akan terus berulang karena akan terus ada pemimpin yang digulingkan rakyatnya sendiri



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta