Berita Terbaru:
Home » » Manifesto KePAL

Manifesto KePAL

Written By angkringanwarta.com on Friday, May 11, 2012 | 13:59

“One song one struggle” “Bermain seni bersama rakyat”

”Berilah bunga itu pada setiap orang yang kamu jumpai, dan bunga itu kan jadi api yang membakar semangatmu, sebab semangatmu adalah semangat juang revolusi”.

KePAL_SPI (Keluarga sEni Pinggiran Anti kapitaLisasi_Serikat Pengamen Indonesia)
kepal tumbuh dari keluarga seni musik dan bernyanyi dari masyarakat yang terpinggirkan. Berdiri tanggal 17 agustus 2001 di Yogjakarta. Kelompok KePAL SPI terbentuk dari Organisasi Serikat Pengamen Indonesia yang sekarang berubah menjadi SeBUMI ( Serikat Kebudayaan Masyarakat Indonesia). KePAL_SPI sebagai corong atau alat propaganda music di SeBUMI. Adapun personel KePAL_SPI 2011-tidak ada batas ( Tholeriansyah ; Gitar 1+backing vocal, Doyok Gitar 2 + backing vocal, Oteng : bass + backing vocal,Gonjes ; cuk + harmonica+ backing vocal,bambang : Trombon + keyboard+ backing vocal,

Kenapa KePAL_SPI harus lahir?

Pada mulanya kelompok ini lahir dari keprihatinan mendengar, melihat, dan merasakan perkembangan ditengah masyarakat khususnya musik dan bernyanyi bukan menjadi kepentingan hiburan rakyat (kelas pekerja) yang harus mengabdi pada kalangan minoritas (pemodal). Melihat, mendengar, merasakan musik yang sudah keluar dari jalur cerita rakyat, baik dari sisi sosial, politik, ekonomi, serta budaya.

Dari pertumbuhan arus pembangunan yang dicanangkan rezim orde baru awal tahun 70an, kepentingan seni telah bergeser mengabdi sepenuhnya terhadap kekuasaan borjuasi. Sehingga seni telah terhegemoni kekuasaan, yang mengakibatkan hubungan seni tidak lagi harmonis dengan kepentingan rakyat. Yang ada hanyalah ekploitasi, monopoli hak hidup manusia serta cenderung menjadi elit. Sebagaimana pertunjukan pertunjukan seni yang yang terlihat sulit dimengerti dan harganya mahal,dan jauh dari perjuangan hajat hidup orang banyak.berbeda dengan semangat revolusi 45 disamping sebagai kebebasan seniman, seni juga dipakai untuk alat untuk mobilisasi massa, sebagai alat agitasi dan propaganda dan sebagai alat pendidikan politik.

Disini kami lahir, dan berkembang menyeruak arus kemiskinan dan melawan 3 setan (imperialis, militeris dan sisa sisa feodalisme)

“HANCURKAN BUDAYA PALSU BANGUN BUDAYA KERAKYATAN”



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta