Berita Terbaru:
Home » » Dialog Muda Membangung Karekter Bangsa

Dialog Muda Membangung Karekter Bangsa

Written By angkringanwarta.com on Thursday, August 09, 2012 | 03:30

Kami mengundang Saudara/i untuk berpartisipasi aktif dalam acara yang kami selenggarakan, bertajuk;

"Dialog Muda Membangun Karakter Bangsa: Refleksi Pemikiran dan Aksi Gus Dur, Cak Nur dan Kang Moeslim."

Forum ini pada dasarnya bersifat egaliter, semua peserta sebagai narasumber. Tetapi untuk memancing diskusi agar lebih fokus, maka diperlukan narasumber utama untuk memulai diskusi. Mereka diantaranya adalah:

1. Dr. Yudi Latif (Pendiri Nucholish Madjid Society)

2. Dr. M. Najib (Pemuda Muhammadiyah dan anggota Maarif Institute)

3. Romo Dr. Benny Susetyo (Sahabat Gus Dur, Cak Nur dan Kang Moeslim)

4. Ahmad Suaedy, M.Hum (Komunitas NU dan AWCentre UI)

Dimoderatori oleh:

1. Dr. Mahmoud Syaltout

2. Fajar Riza Ul Haq MA.

Kamis, 9 Agustus 2012 - Jam : 14.30 - Buka Puasa Bersama

Bertempat di Cinema Room, Gedung Perpustakaan UI Kampus Depok.

<> Dasar Pemikiran

Salah satu sisi perkembangan bangsa Indonesia dilihat banyak orang kian mencemaskan. Bersamaan dengan demokratisasi dan pembangunan ekonomi, marak korupsi dan kekerasan, baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Demokrasi belum memperlihatkan implikasinya bagi keadilan dan keamanan bagi rakyat banyak. Ia seperti dikuasai dan dijulabelikan oleh para elit pemilik modal dan penguasa yang sebagian besar mereka juga memperoleh keuntungan di era diktator Suharto. Kesenjangan kian lebar dan kekerasan kian meningkat.

Karakter bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika, toleran dan sopan santun, ikut terancam. Berbagai laporan dan dapat dirasakan intolernasi terus meningkat baik melalui bahasa verbal seperti pidato, khotbah, dan tulisan, maupun aksi kekerasan, serta kebijakan dan pembiaran terhadap aksi kekerasan dan anarki tersebut. Gemar hidup bermewah-mewah juga ditunjukkan oleh para pemimpin, pengusaha dan politisi Indonesia yang menjadikannya kesenjangan dan korupsi kian parah.

Namun kita memiliki para pendekar yang pemikiran dan aksinya ikut memberi keseimbangan bagi Orba di satu pihak, dan banyak memberikan inspirasi bagi masa depan bangsa. Mereka adalah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Profesor Nurcholish Madjid atau Cak Nur, dan Dr. Moeslim Abdurrahman atau Kang Moeslim. Ketiganya dengan aktivitas masing-masing memiliki perhatian besar terhadap pembangunan karakter bangsa yang toleran, terbuka, modern tetapi tidak tercerabut dari akar-akar budaya bangsa Indonesia.

Dari ketiga pendekar terebut Islam sebagai agama yang dipeluk mayoritas bangsa Indonesia, menampakkan dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan memberi perlindungan bagi kelompok yang lain. Namun kini, karakter Islam itu tertantang oleh munculnya berbagai organisasi massa yang suka kekerasan dengan mengatasnamakan agama, baik langsung maupun tidak langsung. Ketiga tokoh tersebut juga terkenal hidup sederhana dan dekat dengan rakyat kebanyakan. Kehidupan mereka kontras dengan kebanyakan pemimpin, penguasa dan politisi saat ini.

Namun, di sisi lain Indonesia sesungguhnya sedang booming anak muda terpelajar dan kelas menengah muda yang keterkaitan dengan masa Orde Baru cukup tipis. Mereka tersebar di banyak profesi dan keahlian. Mungkin karena kesibukannya belajar dan ketekunan mengejar karier dan meningkatkan profesionalitas di masa lalu sehingga tidak memiliki waktu cukup untuk secara sendiri merefleksikan peran dan aksi dari ketiga tokoh di atas.

Rasanya, kini waktunya untuk melibatkan mereka seluas mungkin untuk mencoba merefleksikan kembali apa yang oleh ketiga tokoh tersebut lakukan di masa lalu dan apa yang bisa dipetik untuk membangun karakter bangsa di masa depan. AWCentre bekerjasama dengan Wahid Institute, Maarif Institute, Nucholish Madjid Society dan LAKPESDAM NU hendak mengadakan “Dialog Muda Mambangun Karakter Bangsa: Refleksi Pemikiran dan Aksi Gus Dur, Cak Nur, Kang Moeslim.”

<> Tujuan

1. Menggali kembali nilai-nilai Islam yang toleran dan ramah tetapi memberikan inspirasi bagi kemajuan bangsa Indonesia.

2. Menggali pemikiran dan aksi ketiga tokoh tersebut dalam ikut memberikan kontribusi bagi pembangunan karakter bangsa.

3. Melibatkan anak muda dalam merfleksikan pemikiran dan aksi ketiga tokoh tersebut.

4. Merumuskan nilai-nilai penting bagi terbangunnya karakter bangsa yang toleran, ramah tetapi membawa kemajuan bangsa Indonesia.

<> Peserta terbatas untuk 100 orang. Diutamakan para pelajar, pemuda dan mahasiswa.

<> Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama AWCentre UI-WI-MI-NCMS-LAKPESDAM NU


Keterangan Lebih lanjut, hubungi:

Perpustakaan Universitas Indonesia

Gedung Crystal of Knowledge - Kampus UI, Depok 16424

Telepon: 021-7270159; 021-7270751; 021-7864134

Fax : 021-7863469 - Website : www.lib.ui.ac.id

Maarif Institute

Jl. Tebet Barat Dalam II No.06 Tebet, Jakarta Selatan 12810

Phone : +62-21- 83794554 - Facsimile : +62-21- 83795758

Email : maarif@maarifinstitute.org - Website: www.maarifinstitute.org

The Wahid Institute

Jl. Taman Amir Hamzah No. 8 Jakarta - 10320

Phone : +62 21-3928233, 3145671 - Fax : +62 21-3928250

Email : info@wahidinstitute.org; redaksi@gusdur.net;

library@wahidinstitute.org

Website : www.wahidinstitute.org

PP Lakpesdam NU

Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

(Institute for Human Resources Studies and Development)

Jl. H. Ramli No. 20 A RT 002/03, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan 12870

Telp : (021) 8298855, 8281641 - Faks : (021) 8354925

Email : info@lakpesdam.or.id - Website : www.lakpesdam.or.id



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta