Berita Terbaru:
Home » » Sajak-Sajaknya, Abraham Zakky

Sajak-Sajaknya, Abraham Zakky

Written By angkringanwarta.com on Sunday, October 21, 2012 | 15:26

Di Mutra Sauq Kita Terdiam

kita terdiam
di tepi teluk kota Muscat
di hadapan Mutra Sauq
pasar yang gaduh
pinggiran Oman

ada nelayan-nelayan lelah
perahu yang memilih rebah
matahari senja warna merah
dan kita yang terdiam dalam gundah

dari lorong panjang Mutra Sauq
kita hirup asap tebal
wewangian khas kota ini
semacam kemenyan
serupa wangi kenangan

pedagang dalam gamis putih Oman
berkerumun bermain dadu
sambil menunggu pembeli
sembari membunuh waktu
menanti datangnya musim dingin

penjual kopiah dan sajadah
terkantuk setelah minum cae
teh campur susu kerbau
dan kawannya datang menawarkan
sheesha yang hangat
kantuknya perlahan lenyap

di tepi teluk kota Muscat
di hadapan Mutra Sauq
pasar yang gaduh
pinggiran Oman
kita masih terdiam
dan menunggu

Cirendeu, 2012

Pagi di Old Kunming Street

kau masih tabah memunguti masa lalu
di Old Kunming Street
lewat guci antik, teko kuno, lampu tua dan
udara yang masih tetap sama
tiga puluh tahun lalu

di pasar ini, kau tak membeli apa-apa
hanya berjalan malas
sambil menyimak cericit burung
berisik anjing-anjing selepas berdandan
dan melihat bunga-bunga ditiup angin

sejenak langkahmu terhenti
demi melihat asbak kuno
bergambar Mao Zedong

kau merasa angin sesaat berhenti
dan wajah ayahmu muncul lagi

di Old Kunming Street
kau masih setia merawat
segala yang telah lewat

Cirendeu, 2012

Pertanyaan Perihal Hujan

sesaat setelah terbangun
engkau mengirim pesan
sebuah pertanyaan:
apakah di kotamu turun hujan
pagi ini?
dia menukas:
di sini hanya mendung
tidak turun hujan

Cirendeu, 2012

Seolah Bibirnya Hanya Diciptakan Untuk Tersenyum
: Hagi Sukarna


kau tidak lagi bisa mengecap manis
jus alpukat di gelasmu
pun cappuccino di cangkirku
begitu cepat menjadi dingin
manakala dia menghampiri meja kita
segera kita mengerti sebuah kesimpulan
seolah bibirnya hanya diciptakan
untuk tersenyum

kita sama-sama menganggukkan kepala
beberapa kali

Cirendeu, 2012

Seorang Gadis Berkimono Hitam Saat Senja Nyaris Padam
: Adi Sucipto


tak ada rahasia yang sembunyi
di senja ini
dia yang jatuh dalam pesona
dalam pandang pertama
memilih tidak berbasa-basi :
menanya nama lalu
hendak mengantar pulang

namun, seperti sebuah ramalan
tak ada gadis yang mau
diantar pulang oleh
pria yang baru pertama dikenal

tapi dia tahu namanya
: rachil
gadis dari tanah aceh

seketika dia kenang tsunami, GAM
kopi dan juga ganja

dia mengingat senja itu
ketika untuk kali pertama
dia memuja seorang gadis berkimono hitam
saat senja nyaris padam

Cirendeu, 2012

*penulis aktiv berkicau







Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta