Berita Terbaru:
Home » » Belimbing Dalam Lagu Lir-ilir

Belimbing Dalam Lagu Lir-ilir

Written By Eko Marwanto on Wednesday, January 16, 2013 | 19:00

“Lir-ilir lir ilir, tandure wus sumilir, dak ijo royo-royo dak sengguh penganten anyar, cah angon-cah angon penekna blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekken kanggo masuh dodotira. Dodotira-dodotira kumitir bedah ing pinggir, dommona jumatana kanggo seba mengko sore mumpung gedhe rembulane mumpung jembar kalangane, ya suraka, surak hiyo”.

Lagu di atas, biasa dilantunkan oleh anak-anak termasuk juga orang dewasa sebagai lagu dolanan (mainan).

Ajaran yang didakwahkan dalam lagu Lir-ilir tersebut adalah pentingnya menjalankan sholat dengan baik.

Lir-ilir-lir-ilir, ilir itu artinya kipas. Kipas itu mendatangkan angin. Masyarakat jawa dalam usahanya mencari kabar biasanya dengan istilah ngangin-angin pawarta. Jadi Lir-ilir, itu maksudnya ada khabar—memberi tahu kepada orang atau masyarakat.

Tandure wus sumilir (pohonnya sudah tumbuh), dak ijo royo-royo (sudah hijau tetapi dihijaukan lagi), dak sengguh penganten anyar (saya kira pengantin baru), maksud kalimat itu adalah memberi suasana bahagia yang sedemikian rupa orang atau masyarakat.

Cah angon-cah angon, cah angon (penggembala)—seruan kepada kita semua manusia sebagai penggembala. Kita semua manusia sebagai penggembala, memang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an “kullukum ro’in wa kullukum masulin ‘an ro’iyati: kamu sekalian itu adalah penggembala atau pemimpin, kelak akan dimintai tanggung jawabanmu sebagai penggembala atau pemimpin.

Penekna blimbing kuwi: panjatlah (pohon) blimbing itu, blimbing garis atau gligiran-nya lima—simbolisme sholat lima waktu: Subuh, Dluhur, Asar, Maghrib, dan Isak. Artinya, kita semua disuruh untuk melakukan sholat lima waktu tersebut.

Lunyu-lunyu peneken: walaupun licin tetaplah untuk dipanjat. Maksudnya abot-abot lakonana: berat seperti apapun agar hendaknya sholat itu tetap dilakukan.

Mumpung gedhe rembulane, mumpung jembar kalangane: senyampang besar bulannya, senyampang luas putarannya. Maksudnya mumpung kita masih diberi umur panjang; masih diberi hidup.

Ya suraka-surak hore: bersorak-sorailah “hore”. Maksudnya kita semua disuruh untuk bahagia menerima kabar tersebut.

Dalam melalukan pandekatan pendidikan kepada anak-anak selain dengan pendidikan formal yang terlihat serius, sebaiknya juga dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Salah satunya ialah dengan berdendang menyanyikan sebuah lagu yang menyenangkan, agar mereka dengan sukarela ikut menyanyikan bersama lagu yang di ajarkan tersebut, seperti lgu lir-ilir di atas.

Sementara itu, sebagai manusia yang memiliki kepedulian terhadap masa depan generasi bangsa, alangkah lebih baik jika menyisipkan makna-makna mendidik dalam sebuah lirik lagu, terlebih jika memang lagu tersebut ditujukkan bagi kalangan anak-anak.



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta