Berita Terbaru:
Home » » Drama Tikus, Kecoa dan Semut

Drama Tikus, Kecoa dan Semut

Written By angkringanwarta.com on Sunday, March 31, 2013 | 21:23

Oleh Eko

Tikus , kecoa bahkan semut pun ngungsi, kali ini bukan karena demo sembako atau tuntutan kenaikan gaji para pegawai non PNS , tapi karena Darwilem menuntut pergantian nama sama emaknya  yang katanya sudah gak relevan pada jaman sekarang ini , semua barang dalam rumah berpindah kehalaman, semua barang dilempar tanpa terkecuali daleman dan luaran milik emaknya , Mak Ijem, begitu panggilan akrabnya , hanya bisa mengelus dada sambil menggeleng-gelengkan kepala, akhirnya karena merasa kasihan sama anak semata wayangnya emak memutuskan untuk mengganti nama anaknya menjadi Agnes monica seperti keinginan anaknya namun karena darwilem sudah tercatat dalam kitab Undang-undang  kelahiran,  nama darwilem tidak di hilangkan, jadi dengan keputusan yang matang di sertai bubur merah bubur putih namanya menjadi “Agnes D Monica”  dan sudah barang tentu D nya adalah Darwilem
 

Dengan pergantian nama itu ternyata sifat Darwilem  tidaklah berubah , bahkan semakin hari semakin membuata pusing emaknya , kali ini darwilem mengamuk lagi, tikus , kecoa dan semut pun kembali mengungsi tidak terkecuali abdi dalem emaknya. Darwilem mengamuk karena  di sekolah hanya dia yang tidak punya HP, makanya ia kembali mengajukan tuntutan kepada emaknya bahkan ia mengancam kalau dalam waktu 3 hari Mak Ijem  belum membelikan HP, Darwilem akan mogok sekolah dan memblokir jalan menuju kamarnya. 

Mak Ijem kembali mengelus dada yang memang sudah rata karena usia , kini Mak Ijem harus bekerja lebih keras lagi , keuntungan dari  sebakul pecel tidak akan cukup membeli HP dalam waktu 3 hari , akhirnya Mak Ijem menambah jumlah dagangan nya menjadi 5 bakul, yang tadinya hanya berjualan di sekitar rumah saja, kini  bertambah menjadi satu dusun, akhirnya dengan penuh senyuman si emak berhasil membelikan HP untuk Darwilem , meskipun darwilem sedikit manyun karena HP nya gak bisa di pake buat FB an . 

Sudah berulangkali Mak. Ijem Matur kepada pemerintah untuk mendapatkan Cap miskin tur kere namun tak ada satupun pejabata pemerintah  yang mau menanggapinya, gaji peninggalan  suaminya sebagai pensiunan hansip tidaklah  mencukupi, apa lagi di tambah anaknya darwilem yang selalu ingin Up date terhadap perubahan jaman, mak ijem sadar betapa inginnya dia memberikan yang terbaik terhadap anak semata wayangnya yang tumbuh di zaman yang tak di mengerti mak ijem , satu-satunya harapan mak ijem adalah Matur kepada Gusti Allah di spertiga malam meskipun sedikit terdengar aneh,

 “ Ya allah hamba bersimpuh di hadapmu mengaharap kasih mu , hamba memohon turunkan harga Pulsa , yang ternyata lebih berat dari Biaya SPP, dan berikan lah kesadaran kepada anak hambamu ini, bahwa dia adalah seorang anak tukang pecel dan pensiunan Hansip, dan berikanlah hambamu ini kesehatan dan kekuatan agar hamba mampu membawa sebakul pecel sampai satu kecamatan, amien.”  Begitulah doa mak Ijem di setiap malamnya .


Tikus, kecoa, dan semut pun ngungsi kembali kali ini mungkin tidak akan kembali karena Darwilem ngamuk dengan mengancam akan membakar rumah, apalagi kali ini tuntutan darwilem pikir Mak Ijem ,  darwilem berteriak teriak seperti kesurupan, kali ini bahkan berguling-guling seperti anak bayi padahal Darwilem sudah kelas 2 SMU, setelah di Tanya oleh mak ijem ternyata kali ini Darwilem minta Motor  , Hal ini benar-benar membuat mak ijem Pusing 7 keliling bahkan mungkin lebih, Kali ini Darwilem memberikan waktu seminggu kepada emaknya , ternyata benar yang tadinya berjualan hanya satu dusun mak ijem kini berjualan sampai satu kecamatan, walaupun sudah bekerja keras namun keuntungan itu tak mungkin bisa untuk membeli sepeda motor , Akhirnya Rumah satu-satunya peninggalan almarhum suaminya di jual juga , kini darwilem bisa tertawa lebar karena ke sekolah bisa naik Motor seperti teman-temanya yang lain, meskipun kini mak ijem dan darwilem harus mengontrak,


“betapa beratnya menyekolahkan anak” pikir mak ijem,


“sungguh jauh berbeda dengan jaman dulu, nasi jagung di pagi hari bisa membuat anak menjadi seorang sarjana, tapi di jaman ini sekolah hanya sampai SMU saja sudah habis-habisan , apa yang terjadi dengan negara ini Teknologi membuat orang menjadi sengsara.”


Bertemu lagi tikus, kecoa dan semut yang kemarin mengungsi dengan keluarga mak ijem kini mereka bersiap- siap kembali, sudah pasti dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama mereka harus mengungsi lagi karena pasti darwilem akan ngamuk lagi, ternyata benar kali ini amukannya lebih besar lagi, Mak ijem kembali dibikin Pusing , dengan lembut mak ijem bertanya kepada Darwilem .


“ Ada apa lagi ndo..kamu mau minta di belikan apa lagi”


Darwilem hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menangis


“ Sudah tidak apa-apa, apa yang kamu butuhkan bilang saja, nanti Emak belikan”
 

Kemudian Darwilem menjawab dengan santai , “ Mak aku Hamil “
 

Lengkap sudah semua penderitaan Mak ijem akhirnya kali ini mak ijem tidak tinggal diam dengan penuh amarah di sertai rasa sedih mak ijem mengusir Darwilem pergi dari Rumahnya , tanpa terasa Tikus, kecoa dan semut pun ikut menangis bersama mak ijem.


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta