Berita Terbaru:
Home » » Mike ‘Marjinal’: Hari Bumi Masih Sebatas Seremonial

Mike ‘Marjinal’: Hari Bumi Masih Sebatas Seremonial

Written By angkringanwarta.com on Tuesday, April 23, 2013 | 18:57

Foto: Fahri/KC
Peringatan hari bumi yang seharusnya menjadi upaya untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap lingkungan hidup, ternyata masih sebatas seremonial belaka tanpa ada wujud nyata di balik makna peringatan itu.

Hal itu dikatakan personil Band Marjinal, Mike, saat menghadiri peringatan hari bumi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (22/4). Menurutnya hari bumi tidak mempunyai pengaruh besar dimana orang yang seharusnya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan masih sebatas seremonial.


“Miris juga, peringatan hari bumi seperti hari-hari ulang tahun biasanya. Hari-hari yang seharusnya introspeksi terhadap proses belajar mengenal kehidupan lebih namun hanya sebatas seremonial belaka” cetus Mike.


Sebenarnya, lanjut Mike, jika kita menghayati lebih dalam makna hari bumi, ada satu bangunan kesadaran dimana bumi begitu banyak memberikan penghidupan bagi manusia dan kita mesti belajar pada satu kondisi pada bumi.


Menurut Mike, bumi adalah bagian dari guru yang besar yang mengajari manusia tentang segaa hal. “Kalau kita tidak menghargai guru bagaimana? Sama halnya kita tidak menghargai bumi, seharusnya itu bisa membangun kesadaran,” ungkap Mike.


Mike juga mengkritisi pemerintah saat ini yang tidak ada kesadaran dalam menjaga lingkungan. Mereka (pemerintah) hanya memikirkan bagaimana mencari keuntungan. Pemerintah nyaris tidak mempunyai kesadaran untuk menjaga lingkungan.


Terkait pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap lingkungan, Mike mencoba menggunakan prinsip minimal untuk melakukan maksimal atas segala apa yang menjadi upaya dan harapannya misalnya lewat  musik.


Ngapain bermusik kalau sekadar nyanyi-nyanyi belaka. Bikinlah lagu sekaligus mengajak masyarakat terhadap pentingnya menjaga bumi, Bermusik juga harus bisa menjadi sebuah hal seperti buku, koran atau dokumenter untuk kemudian menjadi sebuah proses saling belajar bersama,” jelasnya.


Selain itu, menurut Mike, kita bisa bicara dengan kaos, gambar, dengan segala hal dan bahasa-bahasa yang sifatnya mengajak. “Saya pikir hal itu menjadi upaya kita untuk membangun kesadaran bersama untuk memotivasi rasa kepedulian terhadap pentingnya menjaga bumi,” tutupnya.



(Jong)

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta