Berita Terbaru:
Home » » Bangkit, Nasionalisasi Aset atau Papua Merdeka!

Bangkit, Nasionalisasi Aset atau Papua Merdeka!

Written By angkringanwarta.com on Monday, May 20, 2013 | 13:38

Tahun 2008 lalu, ketika bangsa Indonesia merayakan satu abad kebangkitan nasional, pemerintahan presiden SBY menaikan harga bahan bakar minyak hingga menyebabkan inflasi yang berdampak besar pada kehidupan rakyat. Kini, lima tahun bertambah usia kebangkitan nasional, masih dengan presiden yang sama, pemerintah sekali lagi berencana menaikan harga BBM dengan alasan jebolnya anggaran untuk subsidi.

Jika lima tahun lalu, kenaikan harga BBM di-sebabkan dalih melambungnya harga minyak dunia, kini tak terdengar alasan tersebut. Sepertinya upaya pemerintah membeli suara rakyat dengan uang bantuan langsung menjadi sasaran utama menjelang pemilu 2014. Ditengah euphoria kebangkitan nasional, pemerintah sekali lagi membuat kebijakan yang menyengarakan rakyat di Negara yang kaya ini.

Masih ingatkah kita pada perdebatan yang terjadi pada tahun 2008, saat itu banyak teknokrat berkata, kenaikan harga minyak dunia harusnya membuat keuntungan bagi Indonesia dengan banyaknya ladang minyak yang dimiliki. Tapi apalah daya, dari banyaknya ladang emas hitam yang dimiliki, kebanyakan dikuasai perusahaan asing. Hanya sedikit yang bisa dikuasai republik.

Tak hanya minyak, emas dan berbagai macam sumber daya alam yang dimiliki Indonesia lebih banyak menjadi sapi perah yang menghasilkan keuntungan bagi asing. Dengan banyaknya sumber daya alam yang ada, sungguh ironis melihat rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Coba kita lihat saudara-saudara yang ada di Papua sana. Kekayaan emas yang dimiliki Papua berbanding terbalik dengan standar kehidupan masyarakat disana. Gunung emas yang dieksploitasi besar-besaran oleh PT Freeport Indonesia hanya menguntungkan segolongan kecil pribumi. Selebihnya, dibawa pulang Amerika Serikat untuk membangun perekonomiannya yang sedang terguncang.

Pantaslah kiranya, jika rakyat Papua menuntut untuk merdeka. Tak ada yang salah dengan tuntutan itu, yang salah hanyalah sebuah pemerintahan dalam nahkoda SBY karena gagal memberi kese-jahteraan kepada mereka. Juga tak salah mereka bangkit melawan penjajahan atas tanah mereka sendiri.

Bayangkan saja, sudah kekayaannya dicuri akibat kebodohan pemerintah pusat, kebebasan berserikat juga dirampas dengan tuduhan makar. Padahal keinginan rakyat Papua sederhana, yakni merdeka dari segala penjajahan atas tanah mereka. Juga merdeka atas belenggu kebebasan yang dilakukan pemerintah pusat.

Maka, dalam gairah kebangkitan nasional ini, pantaslah jika kita ikut menyerukan tuntutan sederhana untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Bila pemerintah masih mau merayakan gairah kebangkitan nasional, lakukanlah nasionalisasi terhadap perusahaan asing yang melakukan eksploitasi terhadap tanah, air, dan udara Indonesia hingga menghasilkan keuntungan besar dengan tumbal kerusakan bumi Indonesia.

Karena, nasionalisasi aset dapat membuat Indonesia kembali berdaulat di mata dunia. Contohlah Alm. Hugo Chaves yang melakukan nasionalisasi aset migas untuk kemudian mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat Venezuela lewat keuntungan minyak buminya. Tak hanya itu, Venezuela pun mampu berbicara melalui kekuatan minyaknya hingga banyak Negara tak berani mengusik Venezuela.

Jika pemerintah republik takut berkata tidak kepada asing dan tak berani melakukan nasionalisasi aset yang dikuasai asing, maka selamat jalan keadilan sosial. Harapan untuk mampu hidup sejahtera tetp akan sekadar jadi mimpi bagi rakyat. Dan jangan marah jika pada akhirnya rakyat Papua maupun belahan bumi nusantara yang lain memutuskan untuk merdeka dan berpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

@dipantara_adit


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta