30 April 2011 menjadi hari yang sangat menggembirakan untuk sebagian penduduk London Barat. Klub kesayangan mereka, QPR berhasil mengalahkan Watford 2-0 sekaligus memastikan diri promosi ke kasta tertinggi, yaitu Premier League yang agung. Sungguh sangat menyenangkan bisa kembali setelah 15 tahun absen.
Ini memang bukanlah musim pertama QPR di Premier League. QPR tergabung dengan grup Assabiqunal Awwalun-nya Premier League. Alias klub-klub yang pertama kali bergabung dengan Premier League di tahun 1992. Dan di musim tersebut, QPR berhasil finish di posisi 5, terbaik di antara klub-klub London lainnya.
Kembali ke tahun 2011, seperti disinggung di atas, QPR berhasil promosi ke Premier League. Musim tersebut adalah musim ke-123 mereka di English Football dan yang ke-5 di Premier League. Untuk merayakannya, QPR pun kemudian mendatangkan nama-nama baru seperti Shaun Wright-Philips, Armand Traore dan pemain WWE, Joey Barton. Musim yang sangat menyulitkan bagi QPR. Klub yang ketika itu dilatih oleh Mark Hughes ini berhasil selamat dari jurang degradasi sekaligus berjasa atas keberhasilan Manchester City menjuarai Premier League.
Di musim 2012-13, walaupun QPR kembali mendatangkan pemain-pemain terkenal seperti Park Ji-Sung, Jose Bosingwa dan Julio Cesar, namun start yang buruk membuat QPR terpaksa memecat Mark Hughes dan menggantinya dengan Harry Redknapp. Hanya 4 poin dari 12 pertandingan, bagaimana Tony Fernandes tidak kehilangan kesabaran ?
Hari penghakiman pun tiba. 28 April 2013, QPR 0-0 Reading. Entah karena memang sudah janjian atau bagaimana, hasil tersebutlah yang kemudian membuat keduanya terpaksa degradasi ke kasta kedua, Football League Championship.
*
Reading, klub yang seharusnya dibaca ‘Reding’ bukan ‘Riding’, berhasil masuk ke Premier League untuk pertama kalinya pada musim 2006-07. Sebelumnya mereka sangat perkasa di Championship dengan berhasil meraih rekor poin 106, mencetak 99 gol dan hanya kalah 2 kali. Di musim pertamanya di Premier League, Reading berhasil melawan semua prediksi yang mengatakan bahwa mereka akan degradasi. Reading berhasil finish di posisi 8 dan berpeluang mengikuti turnamen Piala Intertoto.
Namun kesuksesan di musim tersebut tidak terulang di musim selanjutnya. Di paruh kedua musim, Reading mengalami penurunan performa. Walaupun berhasil menang 4-0 atas Derby County pada hari terakhir, Reading mau tidak mau harus kembali ke Championship karena Fulham berhasil menang di Portsmouth.
Penampilan Reading yang membaik pada paruh kedua musim 2011-12 di Divisi Championship membuat mereka berhasil memastikan diri kembali Premier League. Setelah berhasil menahan imbang Crystal Palace 2-2, dan di lain pihak Southampton kalah dari Middlesbrough, gelar juara Championship akhirnya kembali ke tangan Reading.
Di musim ini tampaknya Reading kembali mengalami kesulitan berada di Top Flight Division. Tersingkir dari Piala FA dan Piala Liga membuat Brian McDermott terpaksa dipecat dari kursi kepelatihan dan digantikan oleh Nigel Adkins. Namun sepertinya pergantian ini tidak berpengaruh apa-apa . . .
Mungkin Premier League memang bukanlah kekasih yang pas untuk QPR ataupun Reading. Keduanya tampak lebih cocok bermain rugby di divisi Championship bersama ke-20 klub lainnya. Saya sendiri tidak bisa melakukan apa-apa kepada QPR dan Reading selain cuma bisa mengucapkan selamat mengarungi bahtera rumah tangga yang baru bersama Football League Championship, dan semoga cepat mendapatkan momongan.
Penulis: Reza Fajri
Twitter: @rezafajri
