Berita Terbaru:
Home » » Tolak Kejahatan Atas Nama Agama

Tolak Kejahatan Atas Nama Agama

Written By angkringanwarta.com on Monday, August 05, 2013 | 01:28

Semua manusia adalah saudara dan tak ada satu agama yang mengajarkan tentang kekerasan. Kasih sayang juga ditunjukkan Nabi Muhammad kepada musuh-musuhnya, dengan kasih sayang Muhammad malah berhasil menaklukan para musuh-musuhnya. Soal kasih sayang juga diajarkan Siddhārtha Gautama (Budha) yang berkelana untuk menyebarkan kedaimaian, dia mengatakan seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna). Begitu juga dengan Mahatma Gandhi dengan kasih sayang yang disebut ahimsa.  

Maka sudah sepatutnya, Indonesia yang terdiri dari beragam suku bangsa, dengan pondasi ajaran pendiri bangsa berupa untuk tetap satu jua menjaganya. Karena itu, hal-hal yang merusak nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika haruslah diperangi.

Sayang ajaran tersebut ternoda dengan aksi-aksi kekerasan. Tentu masih teringat bagaimana peristiwa pemboman gereja-gereja pada awal 2000an merusak keharmonisan umat beragama. Bagaimana oknum-oknum tidak bertanggung jawab berupaya merusak persatuan yang dibangun para pendiri bangsa.
Bagitu juga peristiwa bom-bom bunuh diri yang membuat stigma buruk negara asing terhadap Indonesia akibat ulah kaum radikalis menggunakan nama agama.

Terjadinya kasus tersebut membuat Gus Dur berupaya membangun rekonsiliasi nasional dengan "menghalalkan" agama Konghuchu dan memperbolehkan etnis tionghoa merayakan tahun baru Imlek. dan mungkin masyarakat lupa bagaimana upaya Gus Dur untuk melakukan rekonsiliasi dengan korban politik rezim orde baru.

Lagi-lagi generasi penerus bangsa seakan kembali mulai melupakannya. Lihat saja bagaimana Ahmadiyah dan Syiah dibuang dari kampungnya karena dibilang sesat. Juga sulitnya perizinan pembangunan rumah ibadah (selain mesjid atau mushola) yang terjadi di bumi nusantara.

Dan lebih mirisnya, ditengah buruknya toleransi beragama dan banyaknya kasus kejahatan kemanusiaan (atas nama agama) justru Presiden SBY mendapat penghargaan atas nama toleransi keberagaman.

Karena itu, peristiwa pengeboman Vihara Ekayana di Kebon jeruk menjadi bukti jika toleransi di Indonesia masih belum berjalan. Selain itu peristiwa ini juga menjadi bukti jika aparat masih belum bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat untuk melaksanakan ibadah.
Maka, dengan ini menyatakan:
1. Mengutuk keras  peristiwa pemboman Vihara Ekayana
2. Meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa ini dan menghukum para pelaku seberat-beratnya.
2. Meminta kepada presiden Republik Indonesia untuk lebih serius menangani persoalan seperti ini

(Redaksi)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta