Berita Terbaru:
Home » » Lagi, Pengamat Politik UI ini Kritik Jokowi-Ahok

Lagi, Pengamat Politik UI ini Kritik Jokowi-Ahok

Written By angkringanwarta.com on Friday, October 25, 2013 | 11:33

Kendati kerap dicerca komentar miring di sejumlah media online, namum hal ini ternyata tak menghentikan langkah pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah untuk terus melontarkan kritikan terhadap kepemimpinan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok).


Terbaru, Iberamsjah menyebut kinerja Jokowi dalam mengatasi kasus korupsi sebagaimana yang telah dijanjikannya dalam membentuk pemerintahan yang baik dan birokrasi yang bersih belum terlihat nyata.

 "Kemampuan dia (Jokowi) mengatasi korupsi belum terlihat nyata. Salah satu contohnya kelurahan ada yang kena. Memberantas korupsi tak semudah itu," ujar Iberamsjah, (Merdeka.com, Kamis, 24/10).

Menurutnya,guna menciptakan pemerintah yang bebas dari korupsi tidak bisa hanya dengan sidak atau blusukan, melainkan harus dengan sikap tegas dari Jokowi. "Korupsi makin jadi beban pemerintahan Jokowi-Ahok," tegasnya.

Dia kembali menegaskan tak akan memuji kinerja Jokowi selama persoalan banjir dan macet belum teratasi. "Saya tidak mau memuji-muji Jokowi, sebelum bisa selesaikan banjir dan macet," tandasnya.

Kritikan serupa juga pernah dilontarkannya beberapa waktu yang lalu, Iberamsjah menilai apa yang blusukan yang  dilakukan Jokowi hanyalah pencitraan semata.  Jokowi, kata dia, belum sama sekali melakukan kerja nyata dalam membangun Jakarta.

Seandainya Jokowi berhasil maju sebagai calon presiden 2014, itu karena Jokowi hanya unggul di pemberitaan media massa setiap harinya. "Yang membuat elektabilitas Jokowi di survei itu naik dan maju menjadi capres itu kan karena pemberitaan pers media. Kalau kinerja, jangan ditanya lagi, masih berantakan," kata Iberamsjah, (Silakan klik disini )

Bahkan, Ibermansjah tampa ragu-ragu membandingkan Jokowi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menegaskan, Jokowi tidak akan bisa mengikuti jejak SBY menjadi presiden jika hanya berdasarkan popularitas.

Iberamsjah menyebut Jokowi hanya bermodalkan popularitas semata tanpa adanya prestasi yang bisa dibanggakan. Sedangkan SBY  bisa menjadi presiden bukan hanya bermodal popularitas tapi didukung oleh track record dan prestasi  mumpuni yang tercatat sejak dia menjadi taruna. "Tidak bisa kita menyamakan SBY dan Jokowi. Itu ibarat bumi dan langit. SBY sebelum menjadi presiden popularitasnya didukung oleh fakta bahwa dia adalah sosok yang cerdas dengan segudang prestasi," ujarnya.

Andi




Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta