Berita Terbaru:
Home » » Hari Pahlawan, Masihkah Merah Putih Berkibar?

Hari Pahlawan, Masihkah Merah Putih Berkibar?

Written By angkringanwarta.com on Thursday, November 14, 2013 | 01:56

Oleh Azami*

Peristiwa besar 10 November 1945 merupakan bukti otentik, bahwa kesakralan sang saka merah putih akan terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia hingga titik darah penghabisan. Kisah heroik arek-arek Suroboyo yang digerakkan Bung Tomo saat menyobek warna biru pada bendera Belanda yang berada di atas hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya dengan taruhan nyawa.

Apa yang bisa diambil dari peristiwa tersebut, yakni sebuah peninggalan pesan bahwa merah putih merupakan simbol kedaulatan Indonesia serta bentuk sebenar-benarnya bagi kemerdekaan bangsa Indonesia atas kolonialisme.

Namun dewasa ini, kesakralan sang saka merah putih terkesan malah mengarah kepada 'dikeramatkan'  layaknya barang-barang kuno dengan bumbu mistik yang hanya dikeluarkan saat waktu-waktu tertentu. Semisal,  pengibaran bendera merah-putih saat upacara bendera atau peringatan hari besar Indonesia.

Maka tak mengherankan jika sang saka merah putih hanya tergeletak dalam lemari-lemari berdebu saja. Padahal, melalui maklumat presiden pada tanggal 30 Agustus 1945, mengenai mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada 1 September, seruan pengibaran bendera merah putih terus dikumandangkan dan sang saka merah putih terus dikibarkan.

Seruan pun hanya sebatas seruan, nyata terlihat dari fenomena yang sering kali dijumpai 'bendera' malah sebaliknya.  Bendera partai politik, bendera ormas-ormas, bahkan yang lebih ironis lagi yakni, bendera asing yang berkibar di bumi pertiwi ini.

Seperti yang terlihat di pinggiran jalan Ciputat, dimulai dari kampus UIN Jakarta sampai pasar Ciputat, disesaki bendera partai politik di hari pahlawan kemarin. Sangat mungkin juga terjadi untuk daerah-daerah lainnya.

Entah apa sebabnya, mungkinkah dengan mengibarkan bendera partai politik, ormas, dan lainnya lebih menunjukkan ke-Indonesia-an. Sehingga hanya cukup diwakili keberadaannya.. Nampaknya penggalan lirik lagu Iwan Fals “lusuhnya kain bendera di halaman rumah kita” merupakan realita yang terjadi pada sang saka merah putih.

Gambaran itu seolah menunjukkan kecintaan terhadap sang saka merah putih makin lama semakin tenggelam. Nampaknya lagu kebyar-kebyar ciptaan alm. Gombloh layak dijadikan renungan bagi kita untuk selalu menjaga nilai-nilai sang saka merah putih.

Semangat Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan warna merah dan putih janganlah hanya terdapat di dalam buku sejarah saja. Namun, dipertahankan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara. Kibarkan sang saka merah putih di bumi pertiwi dan di dalam sanubari bangsa Indonesia.

*Penulis adalah mahasiswa UIN Jakarta aktiv di komunitas kolekan 
foto diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Hote-orange.jpg

           
           

            


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta