Berita Terbaru:
Home » » 'Cimplung' Makanan Banyumas

'Cimplung' Makanan Banyumas

Written By angkringanwarta.com on Monday, May 19, 2014 | 19:53

cimplung makanan tradisional
foto http://binarbinarwarnai.blogspot.com
Guyuran hujan membuat gerah seketika berubah dingin, menyantap makanan pilihan utama penghangat tubuh. Dan entah secara kebetulan atau memang disengaja sajian singkong rebus hangat tersaji, tanpa pikir panjang langsung disantap.

Sambil mengunyah obrolan ngalor-ngidul mengiri pesta makanan tradisional. "Enaknya ditumbuk lalu dikasih gula," cetus seorang sahabat. Pernyataan itu langsung disambut "Habis direbus terus digoreng," timpal seorang lagi.

Entah dari mana asalnya, tiba-tiba terlontar kata 'cimplung' kata ini membuat orang-orang bertanya-tanya makanan apa?

Menyebut cimplung ini mengingatkan pada seorang sahabat asal desa Cipete, Kecamatan, Cilongok, Kabupaten Banyumas. Dahulu kala, tepatnya saat saya masih duduk bangku sekolah SMA dan sederajat, sahabat itu, yang kebetulan satu kost sering kali membawakan makanan bernama cimplung sebagai oleh-oleh dari kampung halaman.

Bagaimana rasa cimplung?

Akan ada rasa manis yang bukan hanya ada luar singkong tersebut, tapi juga terasa akan terasa hingga ke dalam singkong. Dari mana rasa manis itu? Ia menjelaskan cara pembuat cimplung maka tak mengherankan jika makanan itu bakal terasa manis.

Dalam pembuatan sebenarnya sangat sederhana dan tak perlu biaya yang begitu mahal. Pertama-tama siapkan beberapa buah singkong  (bahan singkong bisa diganti dengan kelapa muda, pisang atau talas ) yang sudah dikupas.

Lalu singkong tinggal dicemplungkan ke dalam rebusan air nira (bahan pembuat gula merah) yang sudah mendidih, agar lebih memberikan aroma sedap sebaiknya disertai daun pandan. Kemudian biarkan nira merasap ke dalam singkong, tandanya dengan perubahan warna pada singkong menjadi coklat. Setelah terlihat perubahan warna pada singkong baru diangkat dan biarkan berapa menit lamanya agar lebih menyerap.  Habis itu, barulah langsung disantap lebih mantap lagi disertai dengan minum kopi.

Pembuatan cimplung sendiri sama sekali tak akan merugikan proses pembuatan gula merah. Sebab, takaran air mineral lebih banyak dari pada nira dengan perbandingan 1 kg dibutuhkan 5 liter air nira. Agar lebih irit lagi, disarankan saat  perebusan nira tungku dari bahan tanah dengan bahan bakar kayu. Pastinya bakal lebih irit. soalnya, dalam merebus nira dibutuhkan waktu yang cukup lama, maka jika menggunakan gas akan lebih boros.




Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta