Berita Terbaru:
Home » » Fenomena Copyleft

Fenomena Copyleft

Written By Eko Marwanto on Wednesday, November 30, 2011 | 02:00

Logo copyleft lucu
Copyleft adalah permainan kata alias plesetan dari copyright (hak cipta) dan seperti halnya makna berlawanan yang dikandung masing-masing (right vs left), begitu pula arti dari kedua istilah tersebut berlawanan. Copyleft merupakan praktik penggunaan undang-undang hak cipta untuk meniadakan larangan dalam pendistribusian salinan dan versi yang telah dimodifikasi dari suatu karya kepada orang lain dan mengharuskan kebebasan yang sama diterapkan dalam versi-versi selanjutnya kemudian.

Copyleft diterapkan pada hasil karya seperti perangkat lunak, dokumen, musik, dan seni. Jika hak cipta dianggap sebagai suatu cara untuk membatasi hak untuk membuat dan mendistribusikan kembali salinan suatu karya, maka lisensi copyleft digunakan untuk memastikan bahwa semua orang yang menerima salinan atau versi turunan dari suatu karya dapat menggunakan, memodifikasi, dan juga mendistribusikan ulang baik karya, maupun versi turunannya. Dalam pengertian awam, copyleft adalah lawan dari hak cipta.

Intinya Copyleft itu lawan dari Copyright(hak cipta). Kalau Copyright, kita diharuskan membayar biaya royalti, biaya lisensi, atau biaya hak cipta jika ingin menggunakan, memodifikasi, dan juga mendistribusikan ulang sebuah karya. Contoh untuk copyrigh ini banyak sekali, seperti di dunia perangkat lunak windows, photoshop, corel draw, dan lain sebagainya. Untuk perangkat lunak seperti wondows kita diharuskan membeli lisensi windows jika ingin menggunakannya, walau sekarang widows memang sudah lumrah dibajak di Indonesia.

Copyleft kebalikan dari hal tersebut. Contoh copyleft yang paling sering digunakan dalam hal perangkat lunak biasanya mozilla firefox, linux, dan sebagainya. Para pengguna produk copyleft dibebaskan untuk menggunakan, memodifikasi, dan juga mendistribusikan ulang baik karya, maupun versi turunannya. Udah ngerti belom nih ? ? ? Di ngerti-ngertiin aja ya!.

‘Semua karya adalah kolaborasi. Tidak ada karya yang benar-benar tunggal. Seorang pelukis. Seorang pelukis akan melukis, tetapi cat warna tetap dibuat orang lain, kuasnya dibuat orang lain, kain kanvasnya dibuat orang lain, dan sebagainya. Tanpa kontribusi dari yang lainnya apa yang akan dia lukis? Di mana dia bisa melukis? Sembilan puluh sembilan persen pemberi kontribusi karya kita tidak pernah mengklaim dan mematenkan jasanya. “Hahaha betapa bodohnya aku kalau aku hanya memberi satu persen tetapi mengklaim seratus persen.”Penyataan Barata Sena tersebut diambil dalam tulisannya bersama Bulan Sorbadjati berjudul ‘Jalan Kayu, Proses Itulah Karya’.

kata Copyleft mulai lahir sejak Richard Stallman seorang programmer komputer yang bekerja untuk Massachusets Institute of Technology (MIT) pada akhir tahun 1970-an, Melakukan pekerjaan programming dengan nuansa kerjasama. Yaitu, dengan cara saling tukar-menukar source code. Menurut hemat saya Copyleft juga lahir untuk perlawanan dominasi software-software yang pelit membagi source codenya untuk ilmu pengetahuan dan hanya memperkaya si pembuat software itu sendiri.

Apa Copyleft akan terus ada? ini pertanyaan yang biasanya diajukan orang yang hanya mengerti konsep mencari uang dari copyright. Dari pengamatan saya juga, orang-orang copyleft ini biasanya dituntut untuk menjadi lebih kreatif dalam mencari penghasilan. Dalam buku "What would google do?" karangan Jeff jarvis dan buku "Free, the future of radical price-nya Chris anderson", dikatakan bahwa orang-orang copyleft atau mereka yang memberikan layanan gratis selalu memiliki cara untuk memperoleh penghasilan melalui pintu samping. Mereka mencontohkan raksasa mesin pencari Google yang menggratiskan layanan mesin pencarinya dan memperoleh penghasilan melalui pintu samping, yaitu melalui iklan google adwordsnya.

Sekarang sih terserah pembaca mau mempersepsikan bagaimana, mau dianggap copyleft itu memperkosa dunia copyright atau malah membuat segalanya lebih mudah karena semua layanan di dunia internet nantinya akan mendekati harga nol alias gratis. Yang pastinya dunia ini membutuhkan kreativitas agar selalu menarik dan tetap berwarna. (Eko marwanto)

"Karena ide saya sesungguhnya hanya satu persen
dari sebuah karya, saya malu mematenkannya". (Barata Sena)


Share this post :

+ komentar + 3 komentar

Anonymous
December 5, 2011 at 7:44 PM

lo tau siapa yang memperkrasai copyleft?...waktu itu dia menciptakan GNU , yg merupakan cikal bakal Linux. Dahulu dominasi OS ialah UNIX, ya memang ini perlawanan copyright, akan tetapi dengan adanya GNU dunia jadi sperti sekarang.....ga ada Copy left- android ga bakal keluar..n syauqi ga bakal punya hp..hahaha


By Alter Founder Bleketek

January 19, 2012 at 7:55 PM

Syauqi ngutang biar bisa menghidupi BB-nya...hehehe...Emang Syauqi siapa? Tokoh perwayangan ya?

January 20, 2012 at 7:31 AM

sebenernya si artinya ga gratis juga.. gw quote yaa.


To understand the concept, you should think of “free” as in “free speech”, not as in “free beer”.

Post a Comment

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta