Berita Terbaru:
Home » » Hanya 4 Miliar, Bukan Masalah

Hanya 4 Miliar, Bukan Masalah

Written By angkringanwarta.com on Sunday, December 04, 2011 | 19:54

Oleh Rizki*

Menggunakan identifikasi sidik jari (Fingerprint) untuk absensi suatu pilihan yang tepat dibandingkan yang lain. Tujuan dari perangkat ini adalah untuk membantu perusahaan, instansi, sekolah dsb dalam merekam dan memonitoring data kehadiran karyawan juga membantu keefektifan sehingga memudahkan para karyawan melakukan absen.

Berbicara mengenai absensi sidik jari, akhir-akhir ini Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ramai membicarakan pengadaan absensi sidik jari, tidak tanggung-tanggung biaya pengadaan sidik jari mencapai 4 miliar, padahal teknologi absensi sidik jari itu sederhana, seperti yang dikutip editorial media Indonesia, ada yang menghitung-hitung biaya pengadaan teknologi sidik jari hanya mencapai 500 juta.

Jika ditelik dengan anggaran 4 miliar, perlukah penggunaan sidik jari? Memang pengadaan sidik jari bukan menjadi permasalahan, bahkan bisa dikatakan penting sebab demi menjaga kedisiplinan dan mencegah kebiasaan mangkir bersidang, karena absensi sidik jari tidak bisa diwakilkan,

Namun yang jadi permasalahan adalah angka 4 miliar, dana yang dapat bisa dikatakan sangat lebih dari cukup, sebab untuk pembuatan sidik jari yang dibutuhkan hanya 500 juta. Kelonggaran antara 500 Juta dan 4 Miliar?

Tapi mungkin hal demikian tak menjadi masalah, sebab Indonesia merupakan Negara kaya raya, karena terlanjur kaya maka untuk bermewah-mewah bukan menjadi sebuah masalah lagi, untuk itu pula DPR perlu menunjukan kekayaan dengan berencana menunjukan kemakmuran dengan mendirikan gedung baru, sebuah gedung DPR dengan anggaran 1,14 triliun.

Negara yang begitu kaya rayanya turut diperlihatkan, cobat tengok sekitar Ciliwung atau tak perlu jauh-jauh kesana atau ke tempat-tempat lainya, mereka tinggal membaca atau melihat berita-berita, dari pemukiman, seputar lembaga pendidikan dengan gedung-gedungnya hendak rubuh, belum lagi anak-anak yang putus sekolah, dan beberapa masyarakat harus menahan rasa lapar atau memakan dengan makanan tak layak, dan jika ada yang merasa sakit, mereka tak perlu ke Rumah sakit.

*Penulis adalah mahasiswa Faktultas Tarbiyah

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta