Arjuna dan "Poligami"

Oleh Dede Supriyatna*

Saat membeli rokok di warung kopi (Warkop) sekilas menyaksikan sebuah iklan menanyangkan acara Sudut Pandang, pada iklan terjadi perdebatan perihal pro-kontra perihal "Poligami". Tiba-tiba penjual bercelutik pada "Dari Aa Gym"

Seseorang dengan tubuh tinggi, besar langsung menggelengkan kepala, sambil menikmati secangkir kopi hitam, "Bukan dari Aa Gym, dari dulu sudah ada. Nabi juga poligami." Merasa ditembak oleh pembelinya, akang penjual kopi berusaha membenarkan ungkapanya, "Eee.....," terhenti untuk memilih kalimatnya, dan melanjutkan " Aa Gym pernah berpoligami, itu sempat ramai di TV-TV."

Antar penjual dan pembeli mulai berdebat tentang Poligami, sang pembeli merasa lebih paham dari penjual, menambahkan "Poligami banyak didapat dari para jawara-jawara." Loh kok, Jawara banyak yang berpoligami, apa hubungannya Jawara dengan poligami? Mereka terus saja asik berbicara tentang poligami.

Mungkin karena jawara meniru Arjuna. Arjuna yang merupakan sosok dalam kisah perwayangan, salah satu pandawa lima, anak dari Dewi Kunti atau Dewi Prita. Dan tak hanya para jawara meniru tingkah Arjuna, masyarakat yang merasa hebat akan meniru dengan tokoh Arjuna, mungkin bisa jadi Aa Gym juga terinspirasi dari sosok Arjuna, sebab untuk saat ini jawara bukan hanya orang yang sakti, tapi bisa jadi orang punya nilai lebih.

kenapa pula Arjuna? Karena Arjuna ada dalam kisah perwayangan, wayang yang waktu itu merupakan hiburan bagi masyarakat Jawa. Hiburan bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan status kelas sosial. Dan wayang yang dianggap masyarakat mempunyai nilai luhur, nilai moral, dan dijadikan panutan.

Dan setiap pementasan wayang, wayang akan menampilkan kisah mahabrata, di dalam kisah tersebut terdapat kisah Arjuna, Arjuan yang mempunyai sikap lemah lembut, halus, dan pemberani saat ikut berperang. Kala Arjuna berhasil memenangkan peperangan, maka Arjuna pun mendapatkan hadiah seorang perempuan untuk diperistri. Ungkapan itu dilontarkan Abi S Nugroho di sekret kajian Makar.

Abi yang mengukapkan secara tiba-tiba dua hari yang lalu. Saat itu, ia asik membaca sebuah buku bersampul merah dengan tebal 340 halaman. Pada buku yang berjudul "Perjalanan kesenian Indonesia Sejak Kemerdekaan: Perubahan dalam Pelaksanaan Isi dan Profesi" yang diterbitkan PT Equinox Publishing Indonesia terbit, 2006.

Dalam buku yang beriskan hasil wawancara, esai dan lain-lainya. Tepat pada halaman halaman 39, terdapat sebuah tulisan hasil wawancara dengan dalang perempuan Indonesia, yakni Ki Tristuti Rachmawati, perempuan asal Jawa Tengah. Seorang perempuan kelahiran 1939 yang pernah di jebloskan ke dalam penjara tahun 1965-1979.

Dalam wawancara dengan judul "Wayang itu mahal, karena sulit ditebak." Dalam hasil wawancara terdapat ungkapan tentang wayang, Arjuna, hiburan rakyat. Dalam gambaran Arjuna dengan banyak istri yang dimiliki karena hadiah kala memengankan peperangan. Pada posisi wayang yang dianggap oleh masyarakat adiluhung dapat dijadikan contoh.

Maka tak mengheran apabila Abi penggemar sejarah, tertuama sejarah Indonesai memberikan pandangan asal-muasal poligami di masyarakat, terutama di Jawa. Maka tak mengherankan apabila masyarakat yang begitu mengidolakan wayang mengikuti jejak Arjuna, apalagi bagi mereka yang merasa seorang Jawara.

Dan masyarakat yang belum terlalu mengenal lebih dalam tentang Islam. Dalam Islam yang sendiri terdapat pembahasan mengenai bagaimana diperbolehkan "Poligami" dengan ketentuan dapat bersikap adil.

*Tulisan ini ditulis hasil nongkrong di Makar pada malam hari