Berita Terbaru:
Home » » Pasar Kedoya Sepi, Terhimpit PKL

Pasar Kedoya Sepi, Terhimpit PKL

Written By angkringanwarta.com on Saturday, February 25, 2012 | 14:11

JAKARTA- Nurmala, 26 tahun, sedang menghitung jumlah keuntungannya hari ini. Dengan kalkulator di tangannya serta menulis di pembukuan toko. Sesekali ia menghela nafas dan bergumam, "Yah, cuma segini dapetnya," ujarnya.

Nurmala sudah membantu ibunya sejak selesai Sekolah Menengah Atas (SMA). "Saya sudah bantu ibu bapak di toko ini sejak lama, waktu dulu masih ramai-ramainya sampe sekarang yang sedikit pengunjung," ujarnya Senin (20/2).

Ia menceritakan sebelum diremajakan 2007 lalu, para pedagang di Pasar Kedoya Jakarta Barat masih ramai. Keuntungan toko sembakonya bisa mencapai Rp 20 juta per hari. Tapi sekarang hanya hitungan Rp 3 hingga Rp 5 juta per hari. "Itu pun belum dengan biaya sewa harian, listrik, dan bayar pegawai," ujarnya.

Sejak diremajakan, banyak pedagang yang berjualan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan ada juga berpindah ke Pasar Pesing Koneng. "Yah, mungkin di Pesing Koneng kan mereka nggak harus sewa kios mahal, bisa juga kan dagangnya PKL. Harganya bisa lebih murah dari kita. Makanya orang juga banyak yang beli ke sana," ujarnya.

Selain PKL yang ada di Pesing Koneng, PKL yang berjualan di Taman Green Garden Jakarta Barat juga meresahkan para pedagang. Menurut Mala, setiap jam 5 hingga 10 pagi mereka berdagangan secara liar di atas taman. "Itu sudah berlangsung empat atau lima tahun ini. Banyak juga yang beli larinya ke sana."

Kepala Pasar Jaya Dede Tabrizi mengatakan hal yang sama. "Kami sudah melayangkan surat kepada walikota. Hadir semua camat, lurah, dan perwakilannya. Kita bilang kita berat kalo ada PKL ini. Pasar Kedoya jadi sepi. Kami minta ditertibkan," ujarnya (20/2).

Kemudian, sebulan lalu, perwakilan dari pedagang dan PD. Pasar Jaya hadir ke Komisi B DPRD DKI. "Kami komplain ke DPRD dan seminggu yang lalu, sudah dibicarakan lagi ke walikota dan ia setuju untuk menertibkan PKL yang ada di Green Garden."

Namun, Dede belum mengetahui apakah hasil keputusan rapat dengan walikota akan segera terealisasi. Sedangkan PkL di Pasar Pesing Koneng, pihaknya meminta untuk mengatur waktu berdagang.

"Artinya begini, dulu kan katanya pasar Kedoya atau Pasar Inpres ini dibangun supaya PKL yang di Pesing Koneng lari ke sini, tapi nyatanya tidak. Sekarang juga malah makin banyak yang berjualan dan waktunya nggak tentu. Nah, kita minta diatur waktunya juga sama walikota," ujar Dede.

Pihaknya pun memberikan solusi dengan meminta para pedagang yang berjualan secara PKL agar pindah ke Pasar Kedoya. "Ayo, kita ramaikan saja pasar kita ini. Sayang sudah dibagusin tapi kosong tak berpenghuni."

Dari 688 kios yang ada namun hanya 376 tempat usaha yang aktif. Paling sepi di lantai dua dan tiga. Ketika Angkringanwarta mendatangi Pasar Kedoya memang dari pintu depan sudah terlihat banyak kios yang tutup. Aktivitas jual beli layaknya pasar hanya sedikit terlihat di lantai satu, yaitu khusus menjual sembako dan hasil bumi. (M.Faiz)

Share this post :

+ komentar + 2 komentar

February 25, 2012 at 6:28 PM

kunjungan perdana disini sobat...wah artikel yang bagus nih kawan...emoga bisa teratasi ya :)
absen malam hari ini :)

February 25, 2012 at 6:43 PM

oke, terima kasih, sering2 berkunjung ke website angkringanwarta yah, semoga suka dgn suguhan tulisan2 di sni, saran dan kritiknya ditunggu. salam kenal..

Post a Comment

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta