Berita Terbaru:
Home » » 80 Persen Pedestrian di Jakarta Tak Layak

80 Persen Pedestrian di Jakarta Tak Layak

Written By angkringanwarta.com on Friday, May 04, 2012 | 00:56

Oleh Tia Agnes

JAKARTA- Koalisi Pejalan Kaki mengklaim dari seratus persen kondisi pedestrian di Jakarta, sekitar 80 persennya tidak layak. Sisanya terbilang pedestrian bagus seperti dari Jalan Sudirman hingga Thamrin.

Pendiri Koalisi Pejalan Kaki Ahmad Safrudin mengatakan, "Nominal 80 persen tersebut itu hadir karena lahan pedestrian diokupasi oleh kebutuhan lainnya seperti parkir liar, pedagang kaki lima dan sebagainya. Kondisi ini yang kian lama makin miris," ujarnya saat Jakarta Festival Pedestrian di Jalan Sabang Jakarta Pusat Minggu (29/4).

Menurutnya, pembenahan pedestrian tidak hanya secara fisik saja tapi juga kepada pengendara angkutan harus diberikan pelajaran etika. "Supaya tidak terjadi peristiwa seperti Afriyani tersebut."

Pihaknya berharap agar dalam jangka pendek Pemprov DKI segera menertibkan trotoar. Serta jangka menengahnya adalah membangun pedestrian tidak hanya di wilayah protokol Jakarta namun di kawasan-kawasan perindustrian, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan.

"Nantinya tidak hanya di Monas, Sudirman, dan Thamrin saja tpi juga harus segera masif dibangun di kawasan lainnya. Jakarta itu sama seperti Bangkok. Tapi soal trotoar kita kalah jauh."

Menurut Ahmad, data dari PT. Studi Jaya pada 2005 lalu, sebanyak 35 persen pelaku pejalan motor adalah kendaraan pribadi sisanya pejalan kaki. Ia menjelaskan aturan pedestrian adalah minimal lebarnya dua meter dan tanpa hambatan tiang listrik. Serta terdapat pohon bunga tanjung dan pohon dadap merah.

"Wilayah pedestrian akan teduh ketimbang dengan pot-pot bunga. Tapi kalau trotoarnya sempit lebih baik tidak memakai furniture atau pohon apapun," ujarnya. Maka, kata dia, sudah selayaknya gubernur segera membangun dan memfungsikan kembali pedestrian itu.

Sementara itu, pengamat perkotaan Yayat Supriyatna juga mendukung untuk membangun wilayah pedestrian di wilayah yang mempunyai mobilitas tinggi dan TOD (Transit of Development). Seperti di Jalan Sabang, Jalan Cikini Raya, dan sebagainya.

"Semoga diawali dengan Jalan Sabang lalu jalan yang lainnya. Selain itu, saya juga menangkap ada permasalahan lainnya dari pedestrian. Awalnya dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) serta Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Distakam) lalu diamankan oleh Satpol PP, saya kira masih kurang koordinasi," ujar Yayat.

Bahkan ia menegaskannya satu-satunya cara untuk pedestrian Jakarta yang bagus adalah dengan pengkoordinasian yang jelas di antara tiga instansi tersebut. "Di mana setiap konsep itu harus diimplementasikan."

Serta berkoordinasi dengan PLN agar tidak menempatkan tiang listrik yang menghambat jalan. "Gorong-gorong di bawah pedestrian juga harus diatur dengan baik. Dan furniture untuk duduk serta ditanami pohon yang nyaman."

Sedangkan Ketua Distakam DKI Jakarta Catharina Soeryowati mengatakan, "Memang dalam pekerjaan fisik dilakukan oleh PU dan Distakam. Dan sosial oleh Satpol PP, Dishub, kepolisian serta masyarakat. Untuk koordinasi harus di tingkat atas dari instansi-instansi tersebut," ujarnya.

Namun, hingga sekarang ini ia mengklaim kerjasama sudah maksimal dijalankan. Rencananya, Distakam akan memulai pedestrian di wilayah Jalan Sabang, Jalan Cikini Raya serta Jalan Abdul Muis Jakarta Pusat.

"Nantinya yang di sini (Jalan Sabang) akan ditambahi 5 meter, karena kebanyakan pedagang memberikan lahan dari ruko. Yang penting kita berusaha untuk membangun pedestrian nyaman itu dengan lebar 3 hingga 4 meter."

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta