Berita Terbaru:
Home » » Ayam Ketawa, Kebanggaan Suku Bugis*

Ayam Ketawa, Kebanggaan Suku Bugis*

Written By angkringanwarta.com on Tuesday, June 05, 2012 | 12:19


Oleh Andi

Sidrap (Sindenreng Rappang), sebuah kawasan yang kaya dengan hasil pangan, terutama padi. Karena begitu banyaknya, kawasan itu mendapatkan julukan “Lumbung Padi”. Salah satu penyebabnya, tak lain faktor alam yang sangat mendukung bagi para petani untuk bercocok tanam.

Ternyata tak hanya padi, pada kawasan itu juga terdapat sebuah unggas, keberadaannya sejak zaman dahulu sudah menjadi kebanggaan mereka terutama, suku bugis. Unggas itu, tak lain yakni ayam ketawa.

Dari segi nama, apa yang terlintas dalam benak? Sebuah nama yang masih terdengar asing, dan memunculkan rasa penasaran, terutama bagi mereka yang baru mendegar? Tapi, yang jelas nama yang melekat pada ayam tersebut, dari segi nama bisa ditebak, bahwa ayam tersebut berbeda jenis dengan ayam pada umumnya.

Pemberian nama Ayam Ketawa, lantaran pada ayam itu memiliki ciri khas dari suara yang sangat unik kalau berkokok. Suara yang akan terdengar saat t ayam itu berkokok, pada ujung suara kokok seperti orang ketawa, Jenis ketawanya bermacam-macam. Lalu sebagian warga di kawasan Sidrap (Sindereng Rappang) menyebutnya dengan julukan ayam ketawa, meskipun sebagian yang lain menyebutnya dengan Ayam Gagak.

Namun sayang, keberadaan ayam ketawa masih langka, jika dibandingkan dengan keberadaan ayam yang dibudidayakan secara maksimal, seperti ayam Ras/ayam petelur. Hal itu tak lain desebabkan, kepercayaan masyarakat terhadap asal-usul keberadaan ayam ketawa yang hanya dimiliki oleh para Bangsawan, dan merupakan simbol status sosial sehingga masyarakat sangat jarang memeliharanya karena ada perasaan segan dan hormat pada Rajanya, sehingga perkembangan Ayam ketawa Sangat terbatas.

Dan untuk saat ini keberadaan ayam bisa dijumpai di berbagai tempat di SIDRAP seperti kampung Baranti, Panca Rijang, benteng, Simpo Arasi’e dan sekitarnya yang dipelihara dalam lingkungan keluarga, Ayam Ketawa atau Ayam Gagak, hanya dapat dihasilkan dari perkawinan sejenis.

Dan keunikan lainya yang dimiliki ayam ketawa, menurut M.Yusuf MD, dan Tokoh masyarakat lain, yakni pada warna bulunya. Dari bulunya ayam yang banyak digemari masyarakat bugis dapat diartikan dengan bermacam-macam sesuai bulu yang melekat pada ayam tersebut,

Terdapat ayam ketawa bakka, ayam tersebut memiliki berwarna dasar putih mengkilap dengan dihiasi dasar hitam, oranye, merah dan kaki hitam atau Putih, Jenis Bakka mampu mengembangkan harta benda pemiliknya.

Lappung, Ayam ketawa berwarna dasar bulu hitam dengan merah hati dan mata putih. Kata Lappung dalam bahasa Bugis berarti menampung harta, dalam kepercayaan sebagian suku Bugis ayam jenis ini dapat menampung harta

Dan berikutnya, Ceppaga, ayam ketawa yang memiliki warna dasar hitam dihiasi bulu hitam dan putih, ditambah bentuk putih di badan sampai pangkal leher serta kaki hitam, yang berarti ini sendiri adalah adanya harta.

Korro, Ayam ketawa berwarna dasar hitam dengan dihiasi hijau atau putih dan kuning mengkilap, serta kaki kuning atau hitam, rrtinya menunjukan suatu tempat dan seolah olah ayam ini menunjukan disana ada sesuatu atau harta.

Ijo Buota, Ayam ketawa ini berwarna dasar hijau dihiasi merah, diselingi warna hitam disayap, serta kaki berwarna kuning, artinya dapat membuat harta lebih lama atau abadi

Bori Tase’Ayam ketawa berwarna dasar bulu merah dan dihiasi bintik kuning keemasan.

*Diambil dari berbagai sumber

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta