Berita Terbaru:
Home » » Gaya Pemimpin Jakarta Baru Bagian 3

Gaya Pemimpin Jakarta Baru Bagian 3

Written By angkringanwarta.com on Thursday, January 10, 2013 | 07:06


Akhir Desember 2012 lalu, sepanjang Jalan Thamrin hingga Bunderan Hotel Indonesia tergenang air sedalam betis orang dewasa. Sebelumnya, Jakarta dilanda hujan besar selama dua jam. Depan Sarinah Thamrin pun kebanjiran, banyak mobil warga tak bisa jalan. Serta macet di jalan-jalan protokol dan sekitarnya.
 
Esok harinya, hujan besar kembali melanda. Tak hanya banjir di bantaran kali saja, tapi jalan protokol kembali tergenang. Jokowi memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum DKI untuk memeriksanya.
 
Senin dua pekan lalu, kembali jadi hari bersejarah atas kata-kata seorang Jokowi. Sejak pagi wartawan sudah menunggunya keluar usai rapat pimpinan di Gedung Balaikota. Namun, tak jua keluar. Beragam rapat diladeninya, sedangkan isu yang sudah beredar hari ini adalah ia akan masuk ke gorong-gorong Sudirman untuk melihat kedalamannya. Fotografer dari beragam media pun sudah menunggunya sejak pagi, tetap belum ada hasil.
 
Pukul dua siang, Land Cruiser yang tadinya di parkir samping Balaikota, tiba-tiba melintas depan para wartawan. “Asem, kecele lagi,” kata seorang wartawan. Mayoritas dari wartawan pun berteriak, “Itu dia Jokowi, Jokowi.” Kami pun langsung berlari mengejarnya. Kru televisi langsung memasuki mobil mereka, kami yang tak ada kendaraan pun ‘permisi nebeng.’
 
Semuanya tak ada yang tahu ke mana arah Jokowi pergi. Satu-satunya petunjuk adalah terus mengikuti mobil dinas Jokowi. Di belakangnya, terdapat dua motor voorider Dinas Perhubungan DKI serta satu buah mobil ajudan. Mobil televisi pun menyemut, mencoba menyamai jarak tempuh dan mendekati mobilnya.
 
“Menuju Bunderan HI,” kata asisten pribadi Jokowi yang akrab disapa Devid. Satu buah petunjuk terselesaikan. Awak media pun dibuat penasaran, apakah Jokowi akan masuk gorong-gorong?
 
Di depan Sarinah, laju kendaraan mulai pelan. Mobil yang ditumpangi wartawan menyamainya. Tepat perkiraan media, ia berhenti di depan pos polisi Bunderan HI. Di sana sudah ada penjagaan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan mobil Dishub DKI. Suami Iriana itu turun, kala itu macet di teriknya matahari.
 
Di gorong-gorong depan Hotel Mandarin, ia masuk ke dalam. Ada sebuah pijakan sebelum dasar, di sana kakinya menopang tubuh. “Dalamnya kira-kira enam meter. Pantas saja,” celetuknya.
 
Ia kembali berbicara dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Ery Basworo serta jajarannya. Di lokasi kedua, pria yang berusia 51 tahun itu kembali masuk ke dalam. Pose yang sangat unik dan jarang terlihat ini turut diabadikan semua wartawan dan fotografer. Pastinya beragam potret Jokowi masuk gorong-gorong akan jadi headline semua media keesokan harinya.
 
Di tempat inilah, ketika di doorstop wartawan ia mengeluarkan ide soal terowongan multiguna. Sambil duduk di atas trotoar jalan, Jokowi meladeni setiap pertanyaan wartawan. Satu per satu dijawabnya. Namun kali ini dengan syarat, satu isu harus ditanyakan sampai selesai. Setelahnya, boleh beranjak ke isu lainnya.
 
Dimulai dengan gorong-gorong, genangan air di jalan protokoler, banjir bantaran kali, proyek MRT dan tiba-tiba ia berkata, “Ada juga terobosan baru namanya deep tunnel atau gorong-gorong raksasa. Nantinya sepanjang 19 kilometer dari Jalan MT Haryono sampai Pluit. Biayanya sekitar Rp 16 trilliun dan tidak dialokasikan dari APBD DKI,” katanya.
 
Pertanyaan kedua dan seterusnya bermunculan. Ia menghentikannya, “Nanti tunggu saja paparan kajiannya. Akan saya buka semuanya ke masyarakat. Ini bisa atasi titik banjir di Jakarta selain Kanal Banjir Barat dan Timur. Minimal tiap tahun delapan sampai 12 titik lokasi banjir teratasilah,” ujarnya bangga.
 
Lontaran ide pun jadi bahan perbincangan para pakar dan media. Termasuk pencetusnya yakni Profesor Teknik Universitas Indonesia Firdaus Ali. Ia pernah memaparkan deep tunnel kepada Sutiyoso, dan disetujui. Sayangnya, tak dilanjutkan ketika Fauzi Bowo berkuasa. Alasannya tak ada biaya dan tak yakin investor akan tertarik. Deep tunnel pun mangkrak dan hanya sebatas kajian.
 
Dua proyek Bang Yos kembali dihidupkan oleh Jokowi. Ia pun mengakui keduanya sudah dikaji bertahun-tahun. Padahal awalnya, sempat tak mengaku jika menjiplak ketika Bang Yos memimpin, kini pengusaha mebel itu mengiyakannya. Deep tunnel pun diyakininya akan mengatasi banjir dan genangan air. Sedangkan monorel, menurut Jokowi adalah solusi angkutan massal bagi warga Jakarta.
 
Ketiga proyek yang dijabarkan di atas, Jokowi menjanjikan akan selesai diputuskan pada pertengahan Januari ini. Menuju 100 hari pada 22 Januari mendatang, program lainnya juga sudah mulai ia kerjakan. Namun, seperti kata Deti dan awak media yang selalu ‘setia’ mengikutinya blusukan , “Hanya Tuhan dan Jokowi yang tahu.” (Agnes)


Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta