Kepimpinan
Gubernur Jokowi dalam menjalankan roda kepemerintahan DKI Jakarta tak luput
dari pro dan kontra, bahkan perseteruan. Sebagaimana diberitakan sejumlah media
belum lama, anggoata DPRD DKI kerap melontarkan kritikan pedas terhadap
Jokowi-Ahok.
Selain itu,
perseturan datang dari PT JIExpo yang
dimiliki keluarga Murdaya Poo dalam memperebutkan pagelaran Jakarta Fair atau
Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Perseturan itu
diawali saat Gubernur Joko Widodo (Jokowi) berniat akan mengemas PRJ dengan
nuansa budaya dan kerakyatan. Ia juga berencana akan akan menggelar PRJ bukan
lagi digelar di Kemayoran, melainkan akan digeser di Lapangan Monas.
Tujuananya, agar seluruh warga Jakarta dengan mudah menikmati pesta rakyat
tersebut.
Perseturan kedua
kian memanas. Soalnya, pertemuan antara Komisaris Utama PT JIExpo Murdaya Poo
dengan Wakil Gubernur DKI, Basuki T Purnama (Ahok) tak menemui titik temu.
Murdaya Poo mengaku
bakal menggelar dan membuka pelaksanaan PRJ besok tanggal 6 Juni 2013. "
Jakarta Fair tetap Jakarta Fair di situ, soal pak gubernur mau apa, saya nggak
ngerti. Toh besok tanggal 6 dibuka," kata Murdaya Poo usai bertemu dengan
Ahok di Balai Kota.
Tak hanya itu, ia
juga menolak tudingan Jokowi yang menilai pagelaran PRJ hanyak golongan elit.
Menurutnya, banyak usaha-usaha kecil termasuk PKL masuk dalam karena PRJ.
Menurutnya, untuk masuk dan mendapatkan stand di arena PRJ tidak perlu merogoh
kocek mahal-mahal.
Ia bahkan mengklaim
jika PT JIExpo menyediakan tempat untuk UKM sebesar 40-50 persen dari arena
pameran. "Jakarta Fair itu paling murah. Sangat-sangat murah, siapapun
yang masuk di situ untungnya berlipat ganda," tegasnya.
Lantas siapa yang
benar, sebagaimana perseteruan anggota DPRD DKI dengan Gubernur. Pada
perseteruan tersebut juga mendapat perhatian publik. Warga DKI khususnya
golongan menengah ke bawah yang akan menilai pernyataan siapa yang dianggap
benar.
Pasalnya, warga
yang merupakan orang yang paling merasakan bagaiman PRJ selama ini dilakukan.
Dari beberapa komentar, banyak komentar menilai sinis perusahan tesebut. Hal
itu dapat terlihat dari banyak komentar dari pemberitaan yang mencibir
pernyataaan perusahan tersebut.
Ada pun diantara
komentar tersebut, salah satunya diungkapkan EManz Angger, Jakarta Fair itu paling murah. “Sangat murah
dibandingkan manapun. Jadi siapa pun yang masuk ke Jakarta Fair itu untungnya
berlipat-lipat. Berebut-rebut masuk sana sangat murah. Karena sangat murah,
maka sangat menguntungkan UKM-UKM di sana," kata Murdaya Poo.
Dia juga
memperatanyakan, pertimbangan murahnya dari mana, bukannya malah mahal.”Harga
normal aja lebih dari harga ditempat lain, belum lagi ditambah tiket... untuk
ukuran keluarga pooh memang murah... bahkan mungkin gratis... mereka kaya gitu
loh... bagi kami yang miskin masuk gratis aja belum tentu bisa karena parkir
aja bayarnya mahallll..” tanyanya.
Hal serupa juga
dilontarkan Gyo Bin · Ia bahkan menyebut murdaya poo....asli pembohong...pateni
saja.....konglomerat...mau untung saja dari uang rakyat Jakarta...
Begitu juga
dengan kometar yang datang dari Hendarjat Hidayat. Komentar ini bahkan tak ragu
mengatakan sepakat dengan Gubernur untuk memindahkan PRJ ke Monas.
“Setuju di pindah
ke Monas, soalnya Biaya masuknya aja dari anak2 sampai Ortu sudah mahal belum
lagi banyak preman parkirnya jadi mana bisa rakyat kecil bisa menikmati hiburan,”
tulisanya dalam komentar di salah satu media.
DS/ Berbagai
Sumber