Berita Terbaru:
Home » » Pengusaha Vs Penguasa, Rakyat sebagai Wasit

Pengusaha Vs Penguasa, Rakyat sebagai Wasit

Written By angkringanwarta.com on Wednesday, June 05, 2013 | 17:14

Kepimpinan Gubernur Jokowi dalam menjalankan roda kepemerintahan DKI Jakarta tak luput dari pro dan kontra, bahkan perseteruan. Sebagaimana diberitakan sejumlah media belum lama, anggoata DPRD DKI kerap melontarkan kritikan pedas terhadap Jokowi-Ahok. 

Selain itu, perseturan datang  dari PT JIExpo yang dimiliki keluarga Murdaya Poo dalam memperebutkan pagelaran Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ).


Perseturan itu diawali saat Gubernur Joko Widodo (Jokowi) berniat akan mengemas PRJ dengan nuansa budaya dan kerakyatan. Ia juga berencana akan akan menggelar PRJ bukan lagi digelar di Kemayoran, melainkan akan digeser di Lapangan Monas. Tujuananya, agar seluruh warga Jakarta dengan mudah menikmati pesta rakyat tersebut.


Perseturan kedua kian memanas. Soalnya, pertemuan antara Komisaris Utama PT JIExpo Murdaya Poo dengan Wakil Gubernur DKI, Basuki T Purnama (Ahok) tak menemui titik temu.


Murdaya Poo mengaku bakal menggelar dan membuka pelaksanaan PRJ besok tanggal 6 Juni 2013. " Jakarta Fair tetap Jakarta Fair di situ, soal pak gubernur mau apa, saya nggak ngerti. Toh besok tanggal 6 dibuka," kata Murdaya Poo usai bertemu dengan Ahok di Balai Kota.


Tak hanya itu, ia juga menolak tudingan Jokowi yang menilai pagelaran PRJ hanyak golongan elit. Menurutnya, banyak usaha-usaha kecil termasuk PKL masuk dalam karena PRJ. Menurutnya, untuk masuk dan mendapatkan stand di arena PRJ tidak perlu merogoh kocek mahal-mahal.


Ia bahkan mengklaim jika PT JIExpo menyediakan tempat untuk UKM sebesar 40-50 persen dari arena pameran. "Jakarta Fair itu paling murah. Sangat-sangat murah, siapapun yang masuk di situ untungnya berlipat ganda," tegasnya.

Lantas siapa yang benar, sebagaimana perseteruan anggota DPRD DKI dengan Gubernur. Pada perseteruan tersebut juga mendapat perhatian publik. Warga DKI khususnya golongan menengah ke bawah yang akan menilai pernyataan siapa yang dianggap benar.

Pasalnya, warga yang merupakan orang yang paling merasakan bagaiman PRJ selama ini dilakukan. Dari beberapa komentar, banyak komentar menilai sinis perusahan tesebut. Hal itu dapat terlihat dari banyak komentar dari pemberitaan yang mencibir pernyataaan perusahan tersebut.

Ada pun diantara komentar tersebut, salah satunya diungkapkan EManz Angger,  Jakarta Fair itu paling murah. “Sangat murah dibandingkan manapun. Jadi siapa pun yang masuk ke Jakarta Fair itu untungnya berlipat-lipat. Berebut-rebut masuk sana sangat murah. Karena sangat murah, maka sangat menguntungkan UKM-UKM di sana," kata Murdaya Poo.


Dia juga memperatanyakan, pertimbangan murahnya dari mana, bukannya malah mahal.”Harga normal aja lebih dari harga ditempat lain, belum lagi ditambah tiket... untuk ukuran keluarga pooh memang murah... bahkan mungkin gratis... mereka kaya gitu loh... bagi kami yang miskin masuk gratis aja belum tentu bisa karena parkir aja bayarnya mahallll..” tanyanya.


Hal serupa juga dilontarkan Gyo Bin · Ia bahkan menyebut murdaya poo....asli pembohong...pateni saja.....konglomerat...mau untung saja dari uang rakyat Jakarta...


Begitu juga dengan kometar yang datang dari Hendarjat Hidayat. Komentar ini bahkan tak ragu mengatakan sepakat dengan Gubernur untuk memindahkan PRJ ke Monas.


“Setuju di pindah ke Monas, soalnya Biaya masuknya aja dari anak2 sampai Ortu sudah mahal belum lagi banyak preman parkirnya jadi mana bisa rakyat kecil bisa menikmati hiburan,” tulisanya dalam komentar di salah satu media.

DS/ Berbagai Sumber




Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta