Berita Terbaru:
Home » , » Mencari Pengganti Ahok

Mencari Pengganti Ahok

Written By angkringanwarta.com on Thursday, September 12, 2013 | 20:33

Benarkah pasangan Joko Widodo  alias Jokowi dengan Basuki Tjahaja Purnama atau kerap disapa Ahok dalam menjalankan roda pemerintahan DKI Jakarta merupakan pasangan serasi? Untuk dapat menjawabnya, silakan disimak bagaimana peran keduanya dalam menjalankan roda pemerintahan DKI Jakarta.
Hingga saat ini belum tercium aroma pertikaian dari keduanya. Bahkan diberbagai kesempatan, sebagai wakil Gubernur, Ahok cukup mempunyai panggung.  Perannya terlihat cukup menutup lubang yang ditinggalkan Jokowi, maklum Jokowi mengklaim akan lebih ke lapangan.

Sepak terjang pasangan ini pun cukup membuat daya kejut, terutama bagi politisi.  Maka tak mengherankan sejumlah politisi dibuat keder. 

Setidaknya itu yang pernah diungkapkan Budiarto Shambazy, wartawan senior kompas. "Semua  partai panik melihat Jokowi," ujarnya, cek di You Tube.

Wajar saja ucapan itu terlontar. Pasalnya, nama Jokowi jauh meninggalkan para kandidat presiden yang diusung partai politik lain. Bahkan gerakan mendukung Jokowi sebagai capres melui senter dihembuskan.

Hal ini tentu membuat ngiler para kandidat capres tuk membonyong Jokowi sebagai wakilnya. Maka jangan heran jika politisi maksa mencocokan untuk menduetkan Jokowi dengan kandidat, utamanya sejumlah partai yang telah mendeklarasikan capres, tapi belum menentukan siapa yang bakal menjadi wakilnya.

Megawati Sebagai Ketua Umum PDIP sadar betul magnet Jokowi. Selanjutnya, tinggal menunggu waktu apakah Jokowi akan dicolonkan sebagai presiden dalam pemilihan 2014? Kemungkinan pencalonan mantan Wali Kota Solo ini mulai terlihat saat Rakernas PDIP yang digelar di Ancol, Jakarta akhir pekan lalu.

Tanda-tanda  itu muncul kala Megawati meminta Jokowi membaca kutipan pernyataan Soekarno. Kemudian  Megawati juga acap kali menyebut Jokowi sebagai kader yang dipersiapkan untuk meneruskan perjuangan partai.

Seandainya pilihan PDIP jatuh pada Jokowi, maka tantangan terbesar bagi banteng senayan selain tentunya menyiapkan strategi pemenangan Jokowi dan politisi DPRD DKI Jakarta, yakni mencari siapa yang bakal mendampingi Jokowi.

Bisa saja PDIP mencolonkan capres berserta wakilnya jika partai ini mampu mendulang suara sebanyak 20 persen suara atau mendapatkan 25 persen kursi DPR. Namun jika angka tersebut tidak tercapai, mau tidak mau harus berkoalisi. Lebih celakanya, posisi calon presiden pasti akan diminta partai kawan koalisi.

PDIP bisa saja tanpa berkoalisi, syaratnya partai ini mampu mendulang suara sesuai target maka lampu hijau bagi PDIP untuk menunjuk siapa yang akan mendampingi Jokowi. Menentukan siapa pengganti Ahok dalam mendampingi Jokowi untuk memimpin Indonesia ke depannya?

Mengingat sejumlah warga menilai beberapa keberhasilan Jokowi dalam membenah Jakarta tak luput peran Ahok.  Warga menilai keberanian, tegas, dan lugas poin terpenting dalam mengurai benang kusut Jakarta.

Lihat saja proses perjalanan Ahok saat menghadapi salah satu anggota DPRD DKI tentang pasar Tanah Abang atau perlawanan Ahok terhadap Komnas HAM kala pemindahan warga waduk Pluit.

Apakah masih ada orang seperti Ahok di partai? Sukar untuk mengatakan masih ada, sebab selama ini citra partai terlampau banyak tercedarai para kader. Pilihan ini pun bisa jadi menjadi bumerang bagi PDIP lantaran rasa jengah publik dengan sikap politisi.

Lantas bagaimana dengan non partai? Bisa jadi pilihan tersebut merupakan hal yang sangat tepat. Terpenting bagi mayarakat selain pintar dan populer, dan tentu bersih dari noda korupsi. Apa lagi jika sebagian besar dari mereka bertekad memenangkan Jokowi dalam pemilu presiden.

@AyodiaKelana




Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta