Berita Terbaru:
Home » » Saat Rasis Hiasi Pertandingan Sepak Bola

Saat Rasis Hiasi Pertandingan Sepak Bola

Written By angkringanwarta.com on Thursday, October 24, 2013 | 19:39

Pemain Manchester City, Yaya Taure meninggalkan lapangan Arena Khimki, markas CSKA Moscow dengan raut wajah kesedihan. Pemain pantai Gading ini tak bisa menyumbunyikan kesedihan yang terbalut api amarah.
Dia bukan kesal lantaran timnya kalah, bahkan semestinya ia senang karena timnya dapat memenangkan laga pada lanjutan penyisihan Liga Champions grup D, Rabu (23/10) atau Kamis dini hari WIB, skor 1-2.

Usut punya usut, kemarahan mantan pemain Barcelona telah berlangsung sejak kedua tim saling serang guna meraih kemenangan. Penyebanya, nyanyian suporter tuan rumah bernada rasis yang ditujukan untuk adik kandung Kolo Toure.

Atas peralakukan yang begitu menyakitkan, pemain bernomor punggung 42 meminta agar UEFA memberikan sanksi tegas, sebagaimana yang telah diumumkan Pada bulan Mei lalu, yakni berupa larangan kehadiran sebagian penonton di stadion dan ditambah dengan denda Pound 42.800.

Berbeda dengan Yaya memilih meninggalkan lapangan usai pertandingan usai, pada kasus Kevin-Prince Boateng saat masih berseragam Milan menendang bola ke arah tribun lalu meninggalkan lapangan yang diikuti teman-temanya.

Pertandingan Milan Vs Pro Patria dihentikan setelah berlangsung selama setengah jam. "Milan meninggalkan lapangan menyusul penghinaan rasis dari fans Pro Patria yang diarahkan pada Boateng, (Urby) Emanuelson dan (Sulley) Muntari, " kata pernyataan resmi di situs AC Milan.

Menurutnya, langkah keluar lapangan itu merupakan bentuk penghormatan pada pemain AC Milan dan semua pemain kulit berwarna yang bermain di liga lain. "Kami harus menghentikan tindakan tidak beradab. Italia harus menjadi sedikit beradab dan sedikit lebih cerdas," ungkapnya.

Rasis pun menjadi begitu dekat dengan para pemain, bahkan berubah menjadi pembahasan hangat lapangan hijau, selain menggilanya harga dan gaji seorang pemain. Bahkan seorang bos besar sekaliber Joseph 'Sepp' Blatter, yang tak lain Presiden FIFA merasa kelimpungan.

Dua senjata yang dianggap ampuh guna memerangi prilku rasis malah bertekuk lutut. Usulan pun bertebaran. Salah satunya, pengurangan poin suatu klub pada liga yang diikutinya karena terlibat kasus rasisme.

Segala macama pertimbangan, pria asal Swiss ini menolak usulan tersebut. Ia masih perlu mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan jika sanksi penguran poin diterapkan malah menimbulkan provokasi fans untuk bertindak anarkis.

"Apakah kita bisa menghentikan itu (rasisme) dengan pengurangan poin atau menurunkan (kasta) suatu tim? Ataukah ini akan membuat orang-orang yang datang ke stadion ingin pertandingan dihentikan? Sepakbola itu penuh dengan hasrat,” ujar Blatter seperti dilansir Goal.com.

Kembali lagi pada Yaya, lantas apa yang terjadi terhadapnya saat mendapat perlakukan tersebut? Yaya mengaku tidak akan terpengaruh sikap rasis terhadap penampilan dan kehidupannya selama masih ada orang yang mencintai dan senantiasa memberikan dukungan kepadanya.

“Terima kasih untuk dukungan Anda! Kebencian atau rasisme tidak dapat mempengaruhi saya ketika begitu banyak orang yang menunjukkan rasa cintanya dan dukungan kepada saya,” tulis Yaya dalam akun Twitter-nya, seperti dilansir Sportsmole, Kamis (24/10/2013).

“Saya percaya pada institusi sepakbola, saya tahu pengambil keputusan akan mengambil tanggung jawab mereka dan menunjukkan kartu merah untuk tindakan bernama rasisme,” lanjutnya.

Red

Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta