Berita Terbaru:
Home » » 'SBY Lebih Peduli Bunda Putri daripada Penambakan TKI di Malaysia'

'SBY Lebih Peduli Bunda Putri daripada Penambakan TKI di Malaysia'

Written By angkringanwarta.com on Thursday, October 17, 2013 | 10:20

Istana Presiden panik, publik pun dibuat bertanya-tanya. Bagaimana tidak? Reaksi cepat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab kesaksian mantan Presiden mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), dalam persidangan kasus dugaan suap impor daging sapi. Dalam kesaksiannya, Luthfi menyebut Bunda Putri sangat dekat dengan Presiden. Nama Bunda Putri turut disebut dalam pusaran kasus ini.

Dengan nada kesel, SBY mengaku tak mengenal siapa Bunda Putri. Bahkan SBY memerintahkan kepolisian dan intelijen untuk menelusurinya. Hal itu disampaikan SBY setelah mendarat di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dari lawatannya ke Brunei Darussalam.

Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo mengaku pihaknya tengah menelusuri Bunda Puteri. ”Saya kira (penelusuran) itu iya, apalagi itu menyangkut seorang Presiden, ya. Kita tunggu (hasilnya), ya,” katanya di Kompleks Istana, Jakarta, kemarin.

Pakar komunikasi politik Universitas Mercubuana, Heri Budianto, mempertanyakan kenapa SBY beraksi atas kesaksian LHI. "Kenapa Presiden SBY begitu memperhatikan soal itu? Kenapa Presiden SBY marah sekali?" ujar Heri

Menurutnya, selama ini SBY selalu menjauhkan diri dari kasus-kasus hukum. Kali ini, SBY justru mengomentari kesaksian di persidangan. "Reaksi SBY terhadap LHI soal Bunda Putri berlebihan. Justru sikap reaksional Presiden SBY itu akan menimbulkan berbagai pertanyaan di publik," imbuhnya.

Menurut Heri, sikap SBY ini justru akan merugikan karena pernyataan Luthfi muncul dalam proses persidangan. Seharusnya, lanjut Heri, SBY membiarkan pengadilan yang menentukan apakah Luthfi bohong atau tidak dalam memberi keterangan.

Tanggapan tak kalah pedas juga dilontarkan Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka. Menurut mantap pemeran Oneng dalam Bajaj Bajuri, SBY seharusnya marah karena raknyak Indonesia ditembak di Malaysia. "Ayo Pak SBY, daripada marah-marah soal Bunda Putri, marahlah karena rakyatmu ditembak mati di negara orang tanpa kejelasan kasus dan prosedural hukum," ujarnya.

Rieke begitu kecewa melihat sikap SBY yang sama sekali tak mengeluarkan reaksi atas kasus penembakan empat warga negara Indonesia di Malaysia. Seharusnya, lanjutnya, SBY bersikap tegas setelah rakyatnya

ditembak di Malaysia.

"Menurut saya, apa pun alasannya, pemerintah SBY perlu mempertanyakan kepada Pemerintah Malaysia, apakah demikian prosedur penanganan terhadap orang-orang yang dianggap pelaku kriminal," kata Rieke.

Berikut adalah catatan Rieke mengenai WNI yang ditembak polisi Malaysia hingga meninggal dunia tanpa ada pembuktian tuntas secara hukum bahwa korban penembakan merupakan para pelaku kriminal.

1. Tanggal 9 Maret 2005, empat TKI asal Flores, NTT, bernama Gaspar, Dedi, Markus, dan Reni secara brutal ditembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia.
2. Tanggal 16 Maret 2010, tiga TKI asal Sampang, Madura, bernama Musdi, Abdul Sanu, dan Muklis ditembak oleh polisi di Danau Putri, Kuala Lumpur.
3. Tanggal 24 Maret 2012, tiga TKI asal NTB, bernama Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon ditembak oleh polisi Malaysia di Port Dickson.
4. Tanggal 19 Juni 2012, tiga TKI asal Lumajang dan Sampang, Madura, bernama Sumardiono, Marsudi, dan Hasbullah ditembak oleh polisi Malaysia.
5. Tanggal 7 September 2012, lima TKI asal Batam dan Madura bernama Jony, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno ditembak oleh polisi Malaysia.
6. Terakhir, pada tanggal 11 Oktober 2013, empat TKI asal Batam, Yudi, Hery, Ikron, dan Hapatitu, ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia di negara bagian Selangor.

Dede
(disarikan dari berbagai sumber yang tersebar  di dunia maya)



Share this post :

Masukkan email untuk berlangganan:

Delivered by Angkringanwarta

 
Ayo kirim tulisanmu ke : angkringan123@gmail.com
Copyright © 2012. AngkringanWarta - All Rights Reserved
Powered by Angkringanwarta